حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ ‏"‏ لاَ أَحَدَ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَلاَ شَىْءَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ مِنَ اللَّهِ، لِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ ‏"‏‏.‏ قُلْتُ سَمِعْتَهُ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ‏.‏ قُلْتُ وَرَفَعَهُ قَالَ نَعَمْ‏.‏
Salin
Narasi Abu Wail

Abdullah (bin Mas'ud) berkata, “Tidak ada yang lebih memahami ghaira daripada Allah karena itu Dia melarang dosa-dosa yang memalukan (hubungan seksual ilegal, dll.) baik yang dilakukan secara terbuka maupun diam-diam. Dan tidak ada yang lebih suka dipuji daripada Allah, dan karena itulah Dia memuji diri-Nya sendiri. Saya bertanya kepada Abu Wali, “Apakah Anda mendengarnya dari 'Abdullah?” Dia menjawab, “Ya,” saya menjawab, “Apakah Abdullah mengangkatnya kepada Rasulullah (ﷺ)?” Dia berkata, “Ya.”