حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْبَرَاءِ، قَالَ كَانُوا إِذَا أَحْرَمُوا فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَتَوُا الْبَيْتَ مِنْ ظَهْرِهِ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ ‏{‏وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَى وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا‏}‏
Salin
Narasi Al-Bara

Pada Periode pra-Islam ketika orang-orang mengambil Ihram, mereka akan memasuki rumah mereka dari belakang. Maka Allah turunkan: “Dan tidaklah benar jika kamu memasuki rumah-rumah dari belakang, tetapi orang yang saleh adalah orang yang bertakwa kepada Allah, menuruti perintah-perintah-Nya dan menjauhkan diri dari apa yang telah Dia haramkan. Maka masuklah rumah-rumah melalui pintu-pintunya.” (2:189)