حَدَّثَنَا بِشْرٌ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي الْحَكَمُ قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي عِكْرِمَةُ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ كَانَ إِذَا سَمِعَ صَوْتَ الرَّعْدِ قَالَ‏:‏ سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحْتَ لَهُ، قَالَ‏:‏ إِنَّ الرَّعْدَ مَلَكٌ يَنْعِقُ بِالْغَيْثِ، كَمَا يَنْعِقُ الرَّاعِي بِغَنَمِهِ‏.‏
Terjemahan
Abdullah bin al-Zubayr (ra) berhenti berbicara ketika dia mendengar tepukan petir dan berkata

“Kemuliaan bagi dia yang pujian dinyanyikan petir dan para malaikat memuliakan dia dengan takjub.” Kemudian dia berkata, bahwa tepukan guntur adalah peringatan keras bagi penghuni bumi.