حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي أَبِي، عَنْ أَبِي نُعَيْمٍ وَهُوَ وَهْبٌ قَالَ‏:‏ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ وَابْنَ الزُّبَيْرِ يَدْعُوَانِ، يُدِيرَانِ بِالرَّاحَتَيْنِ عَلَى الْوَجْهِ‏.‏
Terjemahan

Anas berkata, “Tidak ada hujan turun selama setahun, maka salah seorang Muslim pergi kepada Nabi, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, pada hari Jum'at. Dia berkata, “Ya Rasulullah, tidak ada hujan dan tanah kering dan harta manusia telah hancur.” Dia mengangkat tangannya ketika tidak ada awan yang terlihat di langit. Dia mengulurkan tangannya sampai aku bisa melihat putihnya ketiaknya dan meminta hujan kepada Allah. Begitu kami selesai shalat, (hujan sedemikian rupa sehingga) pemuda yang rumahnya dekat takut untuk kembali ke keluarganya. Jumat lalu, Jumat berikutnya, mereka berkata, 'Rasulullah, rumah-rumah telah runtuh dan jalan diblokir. ' Dia tersenyum dan mengamati betapa cepatnya putra Adam menjadi tidak puas. Dia berkata sambil membuat isyarat dengan tangannya, “Ya Allah, di sekitar kami dan bukan pada kami.” Dan hujan menghilang dari Madinah.”