حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُبَارَكِ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ: سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ يَقُولُ: رَمِدَتْ عَيْنِي، فَعَادَنِي النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قَالَ: يَا زَيْدُ، لَوْ أَنَّ عَيْنَكَ لَمَّا بِهَا كَيْفَ كُنْتَ تَصْنَعُ؟ قَالَ: كُنْتُ أَصْبِرُ وَأَحْتَسِبُ، قَالَ: لَوْ أَنَّ عَيْنَكَ لَمَّا بِهَا، ثُمَّ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ كَانَ ثَوَابُكَ الْجَنَّةَ.
Terjemahan
Al-Qasim ibn Muhammad melaporkan bahwa salah satu sahabat Muhammad kehilangan penglihatannya dan orang-orang mengunjunginya. Dia berkata, “Saya dulu melihat Nabi, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, tetapi sekarang Nabi, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, telah mati, demi Allah, apa yang telah terjadi di mata saya mudah bagi saya untuk ditanggung seperti salah satu kijang Tibala (di Yaman).”