حَدَّثَنَا فَرْوَةُ بْنُ أَبِي الْمَغْرَاءِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ مُعَاوِيَةَ، فَحَدَّثَ نَفْسَهُ، ثُمَّ انْتَبَهَ فَقَالَ: لاَ حِلْمَ إِلاَّ تَجْرِبَةٌ، يُعِيدُهَا ثَلاثًا.
Terjemahan
Hisham ibn 'Urwa melaporkan bahwa ayahnya berkata, “Saya sedang duduk bersama Mu'awiya dan dia bergumam pada dirinya sendiri dan kemudian sadar. [Ini adalah saat dia sakit.] Dia berkata, “Tidak ada seorang pun yang sabar tanpa diuji.” Dia mengulanginya tiga kali.”