حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ " لاَ يَحْلُبَنَّ أَحَدٌ مَاشِيَةَ امْرِئٍ بِغَيْرِ إِذْنِهِ، أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تُؤْتَى مَشْرُبَتُهُ فَتُكْسَرَ خِزَانَتُهُ، فَيُنْتَقَلَ طَعَامُهُ فَإِنَّمَا تَخْزُنُ لَهُمْ ضُرُوعُ مَوَاشِيهِمْ أَطْعِمَاتِهِمْ، فَلاَ يَحْلُبَنَّ أَحَدٌ مَاشِيَةَ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِهِ ".
Salin
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Seekor binatang tidak boleh diperah tanpa izin pemiliknya. Apakah ada di antara Anda yang suka seseorang datang ke tokonya dan memecahkan wadahnya dan mengambil makanannya? Ambing hewan adalah gudang pemiliknya di mana perbekalan mereka disimpan, jadi tidak ada yang boleh memerah susu hewan orang lain, tanpa izin dari pemiliknya.