حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلاَمٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فِي خَلاَءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسْجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ إِلَى نَفْسِهَا قَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ‏.‏ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا، حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتْ يَمِينُهُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Sahl bin Sa'd

Nabi (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa menjamin aku (kesucian) apa yang ada di antara kakinya (yaitu bagian pribadinya), dan apa yang ada di antara rahangnya (yaitu lidahnya), aku menjamin dia surga."

Comment

Teks dan Konteks Hadis

Nabi (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa menjamin kepadaku (kesucian) apa yang ada di antara kedua kakinya (yaitu bagian pribadinya), dan apa yang ada di antara kedua rahangnya (yaitu, lidahnya), aku menjaminnya Surga." (Sahih al-Bukhari 6807)

Hadis yang mendalam dari Sahih al-Bukhari ini membahas dua aspek mendasar dari perilaku Islam yang melindungi seorang mukmin dari dosa besar dan mengarah pada pahala ilahi.

Komentar Ulama tentang Bagian Pribadi

Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa menjaga "apa yang ada di antara kedua kakinya" mengacu pada kesucian lengkap - menjauhi semua hubungan seksual yang tidak sah termasuk perzinaan, percabulan, dan tindakan homoseksual. Perlindungan ini meluas ke mata dari melihat hal-hal yang terlarang dan hati dari pikiran penuh nafsu yang dapat mengarah pada dosa.

Ibn Hajar al-Asqalani menekankan bahwa jaminan ini mencakup tidak hanya menghindari zina (hubungan seksual yang tidak sah) tetapi juga semua jalan yang mengarah padanya, seperti berada dalam pengasingan dengan wanita non-mahram atau terlibat dalam sentuhan yang tidak pantas.

Komentar Ulama tentang Lidah

Mengenai "apa yang ada di antara kedua rahangnya," para ulama menafsirkan ini sebagai menjaga lidah dari semua ucapan yang berbahaya. Ini termasuk menggunjing (ghiba), fitnah (buhtan), berbohong, mengutuk, bahasa cabul, dan percakapan sia-sia yang tidak mengandung manfaat.

Al-Qurtubi menyatakan bahwa lidah adalah salah satu berkah terbesar Allah dan penggunaannya yang tepat adalah tanda iman sejati. Seorang mukmin harus memastikan bahwa setiap kata yang diucapkan bermanfaat atau diam, mengikuti bimbingan Nabi bahwa "barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir harus berbicara baik atau diam."

Jaminan Surga

Ibn Rajab al-Hanbali menjelaskan bahwa jaminan Nabi akan Surga bagi orang yang melindungi dua organ ini menunjukkan pentingnya yang luar biasa dalam Islam. Dua perlindungan ini mencakup banyak perintah dan larangan, berfungsi sebagai fondasi untuk karakter yang saleh.

Para ulama mencatat bahwa jaminan ini berlaku bagi mereka yang secara konsisten menjaga organ-organ ini sepanjang hidup mereka, dengan niat tulus dan mencari ridha Allah, bukan hanya pengekangan sesekali.

Implementasi Praktis

Ulama klasik menyarankan bahwa melindungi bagian pribadi memerlukan menundukkan pandangan, menghindari pertemuan campur tanpa keperluan, dan berpuasa untuk mengendalikan keinginan. Melindungi lidah memerlukan kewaspadaan terus-menerus, mengingat kematian, dan merenung sebelum berbicara.

Hadis ini, yang ditemukan dalam bab "Batas dan Hukuman yang Ditetapkan Allah (Hudood)," berfungsi sebagai pengingat yang mendalam bahwa jalan menuju Surga dimulai dengan mengendalikan naluri dan kemampuan paling dasar seseorang, mengubahnya dari sumber potensial dosa menjadi sarana ibadah dan kedekatan ilahi.