Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Ketika seorang hamba (Allah) melakukan hubungan seksual yang haram, dia bukan orang mukmin pada saat melakukannya; dan jika dia mencuri, dia bukan orang percaya pada saat mencuri; dan jika dia minum minuman beralkohol, ketika dia bukan orang percaya pada saat meminumnya; dan dia bukan orang mukmin ketika dia melakukan pembunuhan," 'Ikrima berkata: Saya bertanya kepada Ibnu Abbas, "Bagaimana iman diambil darinya?" Dia berkata, "Seperti ini," dengan menggenggam tangannya dan kemudian memisahkannya, dan menambahkan, "Tetapi jika dia bertobat, iman kembali kepadanya seperti ini, dengan menggenggam tangannya lagi.
Teks & Konteks Hadis
Diriwayatkan dari Abu Huraira: Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Ketika seorang hamba (Allah) melakukan hubungan seksual yang tidak sah, dia bukan seorang mukmin pada saat melakukannya; dan jika dia mencuri, dia bukan seorang mukmin pada saat mencuri; dan jika dia minum minuman beralkohol, dia bukan seorang mukmin pada saat meminumnya; dan dia bukan seorang mukmin ketika dia melakukan pembunuhan." 'Ikrima berkata: Saya bertanya kepada Ibn Abbas, "Bagaimana iman diambil darinya?" Dia berkata, "Seperti ini," dengan merapatkan tangannya lalu memisahkannya, dan menambahkan, "Tetapi jika dia bertobat, iman kembali kepadanya seperti ini, dengan merapatkan tangannya lagi." (Sahih al-Bukhari 6809)
Makna Kehilangan Iman Sementara
Para ulama menjelaskan bahwa Nabi (ﷺ) tidak bermaksud murtad sepenuhnya dari Islam, melainkan kesempurnaan iman (iman al-kamil) ditangguhkan sementara. Iman dasar seorang mukmin tetap ada, tetapi perlindungan penuh dan kelengkapan iman terangkat selama pelaksanaan dosa-dosa besar ini.
Ibn Hajar al-Asqalani menyatakan dalam Fath al-Bari bahwa ini mengacu pada keberangkatan "realitas iman" (haqiqat al-iman) sementara "nama iman" (ism al-iman) tetap ada. Orang yang berdosa tetap seorang Muslim secara hukum tetapi kehilangan iman lengkap yang melindungi dari ketidaktaatan.
Empat Dosa Besar yang Disebutkan
Hubungan seksual yang tidak sah (zina), pencurian, minum alkohol, dan pembunuhan termasuk di antara dosa-dosa terberat dalam Islam. Mereka mewakili pelanggaran terhadap batasan Allah (hudood) dan prinsip-prinsip moral dasar. Keseriusannya ditekankan dengan pengelompokan mereka bersama dalam peringatan ini.
Al-Qurtubi mencatat bahwa dosa-dosa khusus ini dipilih karena melibatkan pelanggaran ekstrem terhadap hak-hak Allah, hak-hak orang lain, atau keduanya. Mereka merusak masyarakat dan mengarah pada kejahatan lebih lanjut jika tidak dicegah.
Demonstrasi Ibn Abbas
Gerakan merapatkan dan memisahkan tangan menggambarkan bagaimana iman dapat pergi dan kembali. Ini menunjukkan bahwa iman tidak statis tetapi berfluktuasi berdasarkan ketaatan dan ketidaktaatan. Pemisahan menunjukkan keberangkatan iman selama dosa, sementara penyatuan kembali menunjukkan kembalinya melalui pertobatan.
Ibn Rajab al-Hanbali menjelaskan bahwa demonstrasi visual ini membuat konsep spiritual abstrak menjadi nyata. Ini menunjukkan baik kerapuhan iman ketika dihadapkan dengan dosa-dosa besar maupun rahmat Allah dalam menerima pertobatan.
Pintu Pertobatan Tetap Terbuka
Hadis ini diakhiri dengan ajaran penting bahwa iman kembali sepenuhnya dengan pertobatan yang tulus (tawbah). Ini mencerminkan rahmat Allah yang tak terbatas dan prinsip Islam bahwa tidak ada dosa yang tidak dapat diampuni kecuali syirik jika seseorang bertobat sebelum kematian.
Al-Nawawi menekankan bahwa akhir ini mencegah keputusasaan dan mendorong kembali segera kepada Allah. Sifat sementara dari pengurangan iman berfungsi sebagai peringatan terhadap dosa dan dorongan menuju pertobatan.