أَخْبَرَنَا دَاوُدُ بْنُ شَبِيبٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، أَخْبَرَنَا أَنَسٌ، قَالَ لأُحَدِّثَنَّكُمْ حَدِيثًا لاَ يُحَدِّثُكُمُوهُ أَحَدٌ بَعْدِي، سَمِعْتُهُ مِنَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ ـ وَإِمَّا قَالَ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ ـ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ، وَيَكْثُرَ النِّسَاءُ، حَتَّى يَكُونَ لِلْخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Nabi (ﷺ) bersabda, "Orang yang melakukan hubungan seksual haram bukanlah orang mukmin pada saat melakukan hubungan seksual haram dan pencuri bukan orang mukmin pada saat melakukan pencurian dan peminum minuman beralkohol bukanlah orang mukmin pada saat minum. Namun, (gerbang) pertobatan terbuka setelahnya."

Comment

Hakikat Iman dan Dosa Besar

Hadis dari Sahih al-Bukhari 6810 ini membahas hubungan antara dosa besar dan iman. Nabi (ﷺ) menjelaskan bahwa ketika seorang Muslim melakukan zina, mencuri, atau mengonsumsi alkohol, iman mereka ditangguhkan selama pelaksanaan kejahatan hudud ini. Ini tidak berarti pengusiran sepenuhnya dari Islam, melainkan kesempurnaan iman tidak ada.

Interpretasi Ulama

Ulama klasik menjelaskan bahwa penangguhan iman ini mengacu pada kesempurnaan (kamal) iman, bukan esensinya (asl). Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan ketidaktaatan. Selama dosa-dosa berat ini, kualitas perlindungan iman diangkat, membuat orang tersebut rentan terhadap hukuman ilahi.

Frasa "bukan seorang mukmin" dipahami sebagai tidak memiliki iman yang lengkap yang melindungi dari dosa besar, mirip dengan bagaimana seseorang mungkin mengatakan "si anu tidak dermawan" ketika mereka melakukan tindakan kikir, tanpa berarti mereka tidak pernah menunjukkan kedermawanan.

Rahmat Taubat

Bagian penutup menekankan rahmat Allah yang tak terbatas. Meskipun beratnya dosa-dosa ini, pintu taubat tetap terbuka. Jika pendosa bertobat dengan tulus - merasa menyesal, meninggalkan dosa, dan bertekad untuk tidak kembali - Allah menerima taubat mereka. Ini menunjukkan keseimbangan Islam antara keadilan dan rahmat.

Implikasi Hukum dan Spiritual

Ajaran ini berfungsi sebagai peringatan spiritual dan prinsip hukum. Ini mencegah Muslim mendekati dosa besar dengan menyoroti konsekuensi spiritual yang parah sambil mempertahankan harapan melalui taubat. Hadis ini juga menetapkan bahwa hukuman hudud tidak meniadakan identitas fundamental seseorang sebagai Muslim ketika diterapkan dengan benar menurut yurisprudensi Islam.