Nabi (ﷺ) bersabda, "Ketika (seseorang) seorang pezinah melakukan hubungan seksual secara haram maka dia bukan orang mukmin pada saat dia melakukannya; dan ketika seseorang mencuri, maka dia tidak percaya pada saat dia mencuri."
Batas dan Hukuman yang Ditetapkan oleh Allah (Hudud)
Sahih al-Bukhari 6782
Teks Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda, "Ketika (seseorang) seorang pezina melakukan hubungan seksual yang tidak sah, maka dia bukan seorang mukmin pada saat melakukannya; dan ketika seseorang mencuri, maka dia bukan seorang mukmin pada saat mencuri."
Komentar Ilmiah
Hadis ini membahas beratnya dosa-dosa besar dan pengaruhnya terhadap iman. Ungkapan "dia bukan seorang mukmin" tidak berarti murtad sepenuhnya dari Islam, melainkan menunjukkan kekurangan dan kelemahan iman pada saat melakukan dosa-dosa berat ini. Iman seorang mukmin seharusnya mencegah mereka dari pelanggaran seperti itu terhadap batas-batas Allah.
Para ulama menjelaskan bahwa iman bertambah melalui ketaatan dan berkurang melalui ketidaktaatan. Ketika seorang Muslim melakukan zina atau pencurian, iman mereka berada pada titik terlemahnya, meskipun fondasi Islam tetap ada jika mereka masih percaya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini berfungsi sebagai peringatan keras terhadap pelanggaran hudud Allah.
Spesifikasi dua dosa ini - zina dan pencurian - menyoroti tingkat keparahannya yang khusus karena melanggar hak-hak Allah dan hak-hak ciptaan-Nya. Hadis ini menekankan bahwa iman yang sejati harus terwujud dalam tindakan dan bahwa dosa-dosa besar sementara mencabut perlindungan iman yang lengkap dari seorang mukmin.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Ajaran ini berfungsi sebagai peringatan spiritual dan prinsip hukum. Secara spiritual, ini mengingatkan umat Islam bahwa iman dan tindakan tidak dapat dipisahkan. Secara hukum, ini menetapkan bahwa mereka yang melakukan kejahatan seperti itu tidak dapat mengklaim pembenaran agama atas tindakan mereka.
Hadis ini tidak meniadakan kemungkinan pertobatan. Ketika pendosa menghentikan perbuatan terlarang dan bertobat dengan sungguh-sungguh, iman mereka dapat dipulihkan ke keadaan yang semestinya. Ini mencerminkan rahmat Allah yang tak terbatas bersama dengan keadilan-Nya yang sempurna.