حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، قَالَ سَأَلْتُ الزُّهْرِيَّ أَىُّ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم اسْتَعَاذَتْ مِنْهُ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ عَنْ عَائِشَةَ ـ رضى الله عنها ـ أَنَّ ابْنَةَ الْجَوْنِ لَمَّا أُدْخِلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَدَنَا مِنْهَا قَالَتْ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ‏.‏ فَقَالَ لَهَا ‏"‏ لَقَدْ عُذْتِ بِعَظِيمٍ، الْحَقِي بِأَهْلِكِ ‏"‏‏.‏ قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ رَوَاهُ حَجَّاجُ بْنُ أَبِي مَنِيعٍ عَنْ جَدِّهِ عَنِ الزُّهْرِيِّ أَنَّ عُرْوَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abi Ghallab Yunus bin Jubair

Aku bertanya kepada Ibnu 'Umar, "(Apa yang dikatakan tentang) seorang pria menceraikan istrinya selama menstruasi?" Dia berkata, "Apakah kamu mengenal Ibnu 'Umar? Ibnu 'Umar menceraikan istrinya saat dia sedang menstruasi. 'Umar kemudian pergi kepada Nabi (ﷺ) dan menyebutkan hal itu kepadanya. Nabi (ﷺ) memerintahkannya untuk membawanya kembali dan ketika dia menjadi bersih, dia bisa menceraikannya jika dia mau." Saya bertanya (Ibnu 'Umar), "Apakah perceraian itu dihitung sebagai satu perceraian yang sah?" Dia berkata, "Jika seseorang menjadi tidak berdaya dan bodoh (apakah dia akan dimaafkan? Tentu saja tidak). "