حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ، قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسٌ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ،‏.‏ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يُصَلِّي فِي الأَضْحَى وَالْفِطْرِ، ثُمَّ يَخْطُبُ بَعْدَ الصَّلاَةِ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Ibnu Juraij

'Ata' berkata, "Jabir bin 'Abdullah berkata, 'Nabi (صلى الله عليه وسلم) keluar pada Hari Idul Fitri dan berdoa sebelum menyampaikan Khutba, Ata mengatakan kepada saya bahwa pada hari-hari awal Ibnu Az-Zubair, Ibnu 'Abbas telah mengirim pesan kepadanya yang memberitahunya bahwa Adzan untuk Shalat 'Id tidak pernah diucapkan (pada masa hidup Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)) dan Khutba biasa disampaikan setelah shalat. Ata mengatakan kepada saya bahwa Ibnu 'Abbas dan Jabir bin 'Abdullah, telah berkata, "Tidak ada Adzan untuk shalat 'Id-ul-Fitr dan 'Id-ul-Aqha.' 'Ata' berkata, "Saya mendengar Jabir bin 'Abdullah berkata, 'Nabi (صلى الله عليه وسلم) berdiri dan memulai dengan shalat, dan setelah itu dia menyampaikan Khutba. Ketika Nabi (صلى الله عليه وسلم) Allah (saw) selesai (Khutba), dia pergi kepada para wanita dan berkhotbah kepada mereka, sementara dia bersandar pada tangan Bilal. Bilal membentangkan pakaiannya dan para wanita menaruh sedekah di dalamnya." "Saya berkata kepada Ata, "Apakah Anda pikir seorang Imam berkewajiban untuk pergi kepada para wanita dan berkhotbah kepada mereka setelah selesai shalat dan Khutba?" 'Ata' berkata, "Tidak diragukan lagi adalah kewajiban para Imam untuk melakukannya, dan mengapa mereka tidak melakukannya?"

Comment

Dua Festival (Eid) - Sahih al-Bukhari 958, 959, 960, 961

Komentar ini mengkaji tradisi otentik mengenai prosedur shalat Eid seperti yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah dan Ibn Abbas melalui Ata.

Urutan Shalat Eid dan Khutbah

Nabi (ﷺ) melaksanakan shalat Eid sebelum menyampaikan khutba, menetapkan ini sebagai sunnah. Urutan ini berbeda dengan shalat Jumat di mana khutba mendahului shalat.

Ibn Abbas secara eksplisit menyatakan bahwa praktik ini berlanjut sepanjang masa hidup Nabi dan selama kekhalifahan awal, mengonfirmasinya sebagai tradisi Islam yang mapan.

Tidak Adanya Adzan dan Iqamah

Tidak ada panggilan shalat (adzan) atau panggilan kedua (iqamah) untuk shalat Eid al-Fitr atau Eid al-Adha. Jemaah berkumpul tanpa panggilan formal ini, karena waktu shalat Eid sudah dikenal luas dan diumumkan sebelumnya.

Pidato Khusus untuk Wanita

Setelah menyelesaikan khutba umum, Nabi (ﷺ) secara khusus pergi untuk berbicara kepada wanita secara terpisah, bersandar pada tangan Bilal untuk dukungan. Ini menunjukkan pentingnya memastikan pendidikan agama menjangkau semua segmen masyarakat.

Bilal membentangkan pakaiannya untuk mengumpulkan sedekah dari para wanita, menunjukkan bahwa momen Eid mencakup dimensi spiritual dan amal.

Konsensus Ulama tentang Aplikasi Kontemporer

Ata menganggapnya wajib bagi imam untuk mengikuti contoh kenabian ini dengan berbicara kepada wanita secara terpisah setelah shalat Eid. Ini mencerminkan sifat bimbingan Islam yang komprehensif yang memastikan tidak ada segmen masyarakat yang diabaikan dalam pengajaran agama.

Para ulama mempertahankan bahwa praktik kenabian ini harus dilestarikan dalam perayaan Eid untuk mempertahankan sunnah otentik dan memastikan partisipasi komunitas yang tepat.