Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: "Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda Allah dan mereka tidak gerhana karena kematian seseorang tetapi Allah menakut-nakuti para penyembah-Nya dengan mereka."
Gerhana - Sahih al-Bukhari 1048
Rasulullah (ﷺ) bersabda: "Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda Allah dan mereka tidak gerhana karena kematian seseorang, tetapi Allah menakuti hamba-hamba-Nya dengan mereka."
Komentar tentang Hadis
Narasi yang mendalam ini menetapkan beberapa keyakinan Islam mendasar mengenai fenomena langit. Nabi (ﷺ) secara tegas membantah takhayul Arab pra-Islam bahwa gerhana terjadi karena kematian orang-orang terkemuka, menegaskan bahwa ini adalah di antara tanda-tanda Allah yang agung (āyāt) yang menunjukkan kekuatan dan kebijaksanaan-Nya yang sempurna.
Benda-benda langit mengikuti hukum alam yang ditetapkan secara ilahi (sunan), bukan peristiwa manusia yang sewenang-wenang. Gerhana mereka berfungsi sebagai pengingat akan kedaulatan mutlak Allah atas ciptaan, dimaksudkan untuk menginspirasi rasa takut (khawf) pada orang beriman dan mendorong mereka untuk refleksi, doa, dan mencari pengampunan - seperti yang ditunjukkan oleh praktik Nabi sendiri selama gerhana.
Ajaran ini meningkatkan pemahaman Muslim dari takhayul menjadi tawḥīd, mengakui fenomena ini sebagai manifestasi keagungan ilahi yang dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran spiritual daripada ketakutan akan penyebab duniawi.
Poin Teologis Utama
Matahari dan bulan sebagai āyāt (tanda) yang menunjuk pada keberadaan dan kesempurnaan Allah
Penolakan takhayul pra-Islam dan atribusi sebab palsu
Kebijaksanaan ilahi di balik fenomena alam sebagai sarana kebangkitan spiritual
Tanggapan Muslim yang tepat: doa, zikir, dan mencari pengampunan