Umar melihat jubah sutra di atas seorang pria untuk dijual dan meminta Nabi (ﷺ) untuk membelinya untuk memakainya pada hari Jumat dan saat bertemu delegasi. Rasulullah SAW bersabda, “Ini dikenakan oleh orang yang tidak memiliki bagian di akhirat.” ﷺ Kemudian Rasulullah (ﷺ) mendapatkan beberapa jubah sutra yang mirip dengan yang itu, dan dia mengirim satu ke `Umar. Umar berkata kepada Nabi (ﷺ), “Bagaimana saya bisa memakainya, sementara Anda mengatakan tentang hal itu apa yang Anda katakan?” Nabi (ﷺ) berkata, “Aku tidak memberikannya kepadamu untuk dipakai, tetapi untuk dijual atau untuk diberikan kepada orang lain.” Jadi, 'Umar mengirimkannya kepada saudaranya di Mekah sebelum dia memeluk Islam.
Konteks dan Larangan Awal
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 2619 mengungkapkan hikmah di balik larangan sutra bagi laki-laki. Ketika `Umar melihat jubah sutra, dia menginginkannya untuk acara-acara kehormatan, tetapi Nabi (ﷺ) segera menjelaskan bahaya spiritualnya, menyatakan bahwa itu untuk mereka yang tidak memiliki bagian di Akhirat, menekankan keseriusan laki-laki mengenakan sutra.
Hikmah Ilahi dalam Legislasi Bertahap
Akuisisi dan pemberian jubah serupa oleh Nabi selanjutnya menunjukkan hikmah dari legislasi bertahap. Larangan absolut awal berfungsi untuk menetapkan prinsip dengan kuat di hati para sahabat sebelum memperkenalkan pengecualian.
Ketika `Umar mengungkapkan kebingungannya, Nabi (ﷺ) menjelaskan bahwa larangan berlaku khusus untuk mengenakan sutra, bukan untuk kepemilikan atau perdagangan. Perbedaan ini melestarikan prinsip spiritual sambil memungkinkan manfaat praktis.
Komentar Ulama tentang Penggunaan yang Diperbolehkan
Ulama klasik menjelaskan bahwa sutra dilarang untuk dikenakan oleh laki-laki Muslim tetapi diperbolehkan untuk dijual, diberikan sebagai hadiah, atau digunakan untuk tujuan lain. Pengiriman jubah oleh `Umar kepada saudaranya yang non-Muslim menunjukkan kebolehan memberikan sutra kepada non-Muslim.
Hadis ini menetapkan prinsip-prinsip hukum penting: larangan khusus untuk mengenakan, bukan kepemilikan; hikmah di balik penerapan keputusan secara bertahap; dan pentingnya memahami ruang lingkup yang tepat dari larangan agama.
Pelajaran Spiritual dan Aplikasi Kontemporer
Narasi ini mengajarkan untuk menghindari kemewahan yang dapat mengeraskan hati atau menciptakan kesombongan. Metode Nabi menunjukkan pentingnya baik menetapkan prinsip maupun memberikan panduan praktis.
Ulama modern menerapkan ini dengan mengizinkan penggunaan medis sutra, tujuan dekoratif, dan perdagangan, sambil mempertahankan larangan mengenakan pakaian sutra murni untuk laki-laki, mengikuti batas-batas tepat yang ditetapkan oleh Nabi (ﷺ).