Bulan terbelah (menjadi dua bagian) ketika kami bersama Nabi (صلى الله عليه وسلم) di Mina. Dia berkata, "Jadilah saksi." Kemudian Sepotong bulan menuju gunung.
Pembelahan Bulan: Sebuah Mukjizat Ilahi
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 3869 menggambarkan salah satu mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad (ﷺ), di mana bulan terbelah menjadi dua bagian yang berbeda secara kasat mata di depan mata para sahabat di Mina.
Komentar Ilmiah
Pembelahan bulan (inshiqāq al-qamar) termasuk di antara tanda-tanda jelas (ayāt) yang disebutkan dalam Al-Qur'an: "Hari Kiamat telah dekat, dan bulan telah terbelah" (54:1). Peristiwa ini terjadi sekitar lima tahun sebelum Hijrah ketika kaum musyrik Mekah menuntut sebuah mukjizat.
Perintah Nabi "Jadilah saksi" menetapkan ini sebagai mukjizat publik yang disaksikan oleh banyak sahabat, menjadikannya bukti yang tak terbantahkan dari kenabiannya. Lokasi di Mina selama musim haji memastikan saksi maksimal.
Ulama klasik mencatat bahwa mukjizat ini menunjukkan kekuasaan Allah atas ciptaan dan berfungsi sebagai tanggapan terhadap tantangan orang-orang kafir. Gunung yang disebutkan kemungkinan merujuk pada Gunung Hira atau puncak sekitarnya di mana satu bagian menjadi terlihat.
Signifikansi dan Pelajaran
Mukjizat ini menegaskan kebenaran wahyu Islam dan berfungsi sebagai pengingat akan kekuasaan mutlak Allah atas benda-benda langit. Ini menetapkan keaslian misi Nabi Muhammad melalui bukti nyata.
Peristiwa ini juga mengajarkan tentang pentingnya bersaksi atas kebenaran dan sifat sementara fenomena duniawi dibandingkan dengan kekuatan ilahi. Para ulama menekankan bahwa mukjizat semacam itu diberikan untuk memperkuat iman Muslim awal dan membingungkan lawan-lawan Islam.