Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Tanda Iman adalah mencintai Ansar, dan tanda kemunafikan adalah membenci Ansar."
Teks Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda, "Tanda Iman adalah mencintai Ansar, dan tanda kemunafikan adalah membenci Ansar."
Referensi: Sahih al-Bukhari 3784
Konteks dan Makna
Hadis yang mendalam dari Sahih al-Bukhari ini menetapkan cinta terhadap Ansar (Penolong Madinah) sebagai kriteria dasar iman sejati (iman) dan kebencian terhadap mereka sebagai indikasi jelas kemunafikan (nifaq).
Ansar adalah penduduk Madinah yang mulia yang menerima Nabi (ﷺ) dan Muhajirun (Emigran dari Makkah) dengan kemurahan hati yang tak tertandingi, mengorbankan harta dan rumah mereka untuk pendirian Islam.
Komentar Ilmiah
Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa cinta ini adalah wajib karena Ansar mendukung Islam ketika paling rentan. Pengorbanan mereka memungkinkan pendirian negara Islam pertama.
Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari menyatakan bahwa hadis ini menunjukkan status tinggi Ansar. Mencintai mereka berarti mencintai apa yang mereka cintai - Islam, Nabi, dan para sahabatnya.
Al-Nawawi berkomentar bahwa cinta ini adalah manifestasi rasa syukur kepada Allah karena memberikan pendukung seperti itu kepada agama-Nya, dan kebencian terhadap mereka menunjukkan ketidaksyukuran dan penentangan terhadap rahmat ilahi.
Implikasi Praktis
Orang beriman sejati harus menyimpan cinta dan hormat yang tulus terhadap Ansar dalam hati mereka, mengakui kontribusi besar mereka terhadap Islam.
Cinta ini meluas kepada menghormati keturunan mereka dan melestarikan warisan mereka dalam sejarah dan keilmuan Islam.
Hadis ini berfungsi sebagai alat diagnostik spiritual - sikap seseorang terhadap Ansar mengungkapkan kondisi iman seseorang.
Sumber
Komentar ini didasarkan pada karya-karya ilmiah klasik termasuk Fath al-Bari oleh Ibn Hajar, Sharh Sahih Muslim oleh al-Nawawi, dan al-Mufhim oleh al-Qurtubi.
Buku: Keutamaan Para Penolong di Madinah (Ansar)
Penulis: Sahih al-Bukhari