Saya bersama Nabi (صلى الله عليه وسلم) di Gua. Ketika saya mengangkat kepala, saya melihat kaki orang-orang. Saya berkata, "Wahai Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)! Jika beberapa dari mereka melihat ke bawah, mereka akan melihat kita." Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Wahai Abu Bakar, diamlah! (Karena kami) berdua dan Allah adalah Yang Ketiga dari kami."
Keutamaan Para Penolong di Madinah (Anshar) - Sahih al-Bukhari 3922
Riwayat ini dari Abu Bakar al-Siddiq menceritakan insiden mendalam selama Hijrah ketika Nabi Muhammad (ﷺ) dan Abu Bakar mencari perlindungan di Gua Tsaur, melarikan diri dari penganiayaan Quraisy.
Latar Belakang Kontekstual
Ini terjadi selama migrasi dari Mekah ke Madinah, ketika Quraisy telah menempatkan hadiah untuk penangkapan Nabi. Gua itu memberikan perlindungan sementara sementara para pengejar mencari di dekatnya.
Kekhawatiran Abu Bakar berasal dari paparan yang terlihat, takut ditemukan oleh kelompok pencari di atas mereka.
Komentar Ilmiah
Tanggapan Nabi "dua dan Allah adalah yang Ketiga" menunjukkan konsep Islam tentang persahabatan ilahi dan perlindungan bagi orang-orang yang benar. Para ulama menjelaskan ini sebagai harfiah - kehadiran Allah yang sebenarnya - dan metaforis - dukungan dan penjagaan-Nya.
Al-Qurtubi mencatat bahwa ayat ini menetapkan bahwa pengetahuan Allah mencakup semua hal, dan perlindungan-Nya cukup bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
Ibn Hajar al-Asqalani menekankan bagaimana insiden ini menggambarkan status tinggi Abu Bakar sebagai satu-satunya sahabat Nabi selama momen kritis ini, membuatnya mendapatkan gelar "al-Siddiq" (yang Jujur).
Signifikansi Spiritual
Riwayat ini mengajarkan para mukmin tentang tawakal (ketergantungan pada Allah) di saat-saat bahaya. Jaminan perlindungan ilahi ketika memegang kebenaran tetap menjadi landasan keyakinan Islam.
Insiden ini juga mencontohkan ikatan khusus antara Nabi dan Abu Bakar, menunjukkan persahabatan dalam hal duniawi dan spiritual.