حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ، عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، رضى الله عنهما أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri

Seorang pria mendengar orang lain membacakan (dalam shalat): “Katakanlah (wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa.” (112.1) Dan dia membacanya berulang kali. Ketika pagi hari, dia pergi ke Nabi (ﷺ) dan memberitahunya tentang hal itu seolah-olah dia menganggap bahwa bacaan surah itu sendiri tidak cukup. Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Demi Dia yang nyawaku berada di tangan-Nya, itu sama dengan sepertiga dari Al-Qur'an.”

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari 7374

Teks Hadis

Seorang laki-laki mendengar laki-laki lain membaca (dalam shalat): 'Katakanlah (wahai Muhammad): "Dialah Allah, Yang Maha Esa." (112.1) Dan dia membacanya berulang kali. Ketika pagi tiba, dia pergi kepada Nabi (ﷺ) dan menginformasikan hal itu seolah-olah dia menganggap bahwa pembacaan Surah itu sendiri tidak cukup. Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Demi Dia yang tangan-Nya menggenggam nyawaku, itu setara dengan sepertiga Al-Qur'an."

Komentar Ulama

Riwayat ini menunjukkan keutamaan besar Surah al-Ikhlas. Kekhawatiran sahabat berasal dari pemikiran bahwa pembacaan berulang satu surah mungkin mengurangi kelengkapan shalat, tetapi respons Nabi menegaskan statusnya yang luar biasa.

Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa kesetaraan ini muncul karena tema Al-Qur'an terbagi menjadi tiga: legislasi, narasi, dan teologi Tauhid. Surah al-Ikhlas secara komprehensif merangkum kategori ketiga - Keesaan mutlak Allah - sehingga setara dengan sepertiga Al-Qur'an dalam bobot tematik.

Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa sumpah Nabi "Demi Dia yang tangan-Nya menggenggam nyawaku" menekankan kepastian dan besarnya keutamaan ini. Keringkasan mendalam surah ini sambil mengandung doktrin Tauhid yang lengkap membuatnya secara unik bermanfaat untuk pembacaan yang sering.

Para ulama menegaskan bahwa meskipun setara dengan sepertiga dalam pahala, itu tidak menggantikan pembacaan seluruh Al-Qur'an untuk amalan wajib. Keunggulannya terletak pada penegasan monoteisme murni - fondasi akidah Islam.