حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ، عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، رضى الله عنهما أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ‏.‏
Terjemahan
Narasi `Aisha

Nabi (ﷺ) mengirim (pasukan tentara) di bawah perintah seorang pria yang biasa memimpin teman-temannya dalam shalat dan akan menyelesaikan pembacaannya dengan (Surat 112): 'Katakanlah (wahai Muhammad): “Dia adalah Allah Maha Esa.” '(112.1) Ketika mereka kembali (dari pertempuran), mereka menyebutkan hal itu kepada Nabi. Dia berkata (kepada mereka), “Tanyakanlah kepadanya mengapa dia berbuat demikian.” Mereka bertanya kepadanya dan dia berkata, “Saya melakukannya karena disebutkan sifat-sifat Tuhan Yang Maha Pemurah dan saya suka membacanya (dalam doa saya).” Rasulullah SAW berkata: “Katakanlah kepadanya bahwa Allah menyayanginya.”

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari 7375

Komentar Hadis

Narasi ini menunjukkan signifikansi mendalam Surah al-Ikhlas (Bab 112) dalam teologi Islam. Bacaan konsisten sahabat atas bab ini di setiap rakaat mencerminkan pemahaman mendalamnya tentang sifat komprehensifnya.

Surah al-Ikhlas merangkum esensi Tauhid - Keesaan Mutlak Allah, Keabadian, Kecukupan Diri, dan ketidakbandingan. Sahabat menyadari bahwa bab singkat ini mengandung atribut fundamental Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), menjadikannya setara dengan sepertiga Al-Quran sebagaimana ditegaskan dalam narasi otentik lainnya.

Tanggapan Nabi "Katakan kepadanya bahwa Allah mencintainya" menunjukkan bahwa cinta tulus terhadap atribut Allah dan dedikasi untuk memahami Keesaan-Nya mendapatkan cinta ilahi. Ini menunjukkan bahwa pemahaman dan implementasi Tauhid yang tepat adalah bentuk ibadah tertinggi.

Insiden ini juga menggambarkan metodologi pengajaran Nabi - dia tidak segera mengoreksi apa yang mungkin tampak sebagai inovasi, tetapi menanyakan niatnya, menunjukkan bahwa tindakan dinilai berdasarkan tujuan dan kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip Islam.