حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ، مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ، وَمَا أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ مِنَ اللَّهِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Nabi (ﷺ) berkata, “Allah berfirman: 'Aku sama seperti yang dipikirkan hamba-Ku, (yaitu Aku dapat melakukan untuknya apa yang dia pikir Aku bisa lakukan untuknya) dan Aku bersamanya jika Dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat Aku dalam dirinya sendiri, Aku juga mengingatnya di dalam diri-Ku sendiri; dan jika dia mengingat Aku dalam sekelompok orang, Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari mereka; dan jika dia datang lebih dekat kepada-Ku, Aku mendekatinya satu hasta; dan jika dia datang satu hasta lebih dekat kepada-Ku, Aku mendekatinya dengan dua lengan terentang lebih dekat; dan jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan, Pergilah ke dia berlari. '”

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari 7405

Kedekatan dan Rahmat Ilahi

Hadis qudsi yang suci ini mengungkapkan rahmat Allah yang tak terbatas dan responsif terhadap hamba-hamba-Nya. Frasa "Aku adalah sebagaimana yang hamba-Ku pikirkan tentang-Ku" menandakan bahwa Allah memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan harapan mereka akan rahmat dan kekuasaan-Nya. Siapa pun yang mendekati Allah dengan harapan akan kemurahan-Nya akan menemukannya, sementara mereka yang putus asa dari rahmat akan dibatasi oleh persepsi mereka sendiri.

Pengingatan Ilahi

"Aku bersamanya jika Dia mengingat-Ku" menunjukkan bahwa kehadiran spiritual mengikuti pengingatan yang sadar. Tingkat pengingatan sesuai dengan tingkat respons ilahi: pengingatan pribadi membawa pengakuan ilahi pribadi, sementara pengingatan publik dalam perkumpulan yang saleh membawa kehormatan di depan malaikat dan majelis yang mulia.

Pendekatan Bertahap

Pengukuran yang disebutkan - jengkal, hasta, dan lengan terentang - melambangkan sifat eksponensial dari respons ilahi. Untuk setiap langkah kecil yang diambil hamba menuju Allah melalui ketaatan dan ibadah, Allah maju menuju dia dengan rahmat dan penerimaan yang berlipat ganda. Gambaran terakhir dari berjalan yang bertemu dengan berlari menggambarkan keinginan Allah untuk merangkul hamba yang bertobat.

Interpretasi Ilmiah

Imam Ibn Rajab al-Hanbali menjelaskan bahwa hadis ini mencakup inti dari kemurahan ilahi. Pendapat baik hamba (husn al-dhann) tentang Allah menjadi wadah di mana berkah ilahi mengalir. Ajaran ini mendorong optimisme dalam doa dan keyakinan akan responsif Allah terhadap mereka yang dengan tulus mencari-Nya.