حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ، أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، وَأَبِي، ظَبْيَانَ عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ لاَ يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Usama bin Zaid

Kami bersama Nabi (ﷺ) ketika tiba-tiba datang kepadanya seorang utusan dari salah satu putrinya yang meminta dia untuk datang dan melihat putranya yang sedang sekarat. Rasulullah SAW bersabda: “Kembalilah dan katakan padanya bahwa apa yang Allah ambil adalah milik-Nya, dan apa yang Dia berikan adalah milik-Nya, dan segala sesuatu yang bersama-Nya memiliki jangka waktu yang terbatas (di dunia). ﷺ Maka perintahkanlah dia untuk bersabar dan mengharapkan pahala Allah.” Tetapi dia mengirim utusan itu kepada Nabi (ﷺ) lagi, bersumpah bahwa dia harus datang kepadanya. Maka Nabi bangkit, begitu pula Sa`d bin 'Ubada dan Mu'adh bin Jabal (dan pergi kepadanya). Ketika anak itu dibawa kepada Nabi (ﷺ) nafasnya terganggu di dadanya seolah-olah berada di kulit air. Pada saat itu mata Nabi (ﷺ) dibanjiri air mata, kemudian Sa'd berkata kepadanya, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Apa ini?” Rasulullah SAW bersabda: “Ini adalah rahmat yang ditaruh Allah di dalam hati hamba-hamba-Nya, dan Allah melimpahkan rahmat-Nya hanya kepada hamba-hamba-Nya yang penyayang (kepada orang lain).” ﷺ

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari - Hadits 7377

Analisis Kontekstual

Narasi mendalam dari Sahih al-Bukhari ini menunjukkan keseimbangan sempurna antara ketetapan ilahi (qadar) dan belas kasihan manusia. Nabi Muhammad (ﷺ) awalnya merespons dengan instruksi teologis tentang kepemilikan Allah dan ketentuan yang telah ditetapkan, namun respons emosionalnya selanjutnya mengungkapkan kesesuaian antara iman dan perasaan manusia alami.

Prinsip-Prinsip Inti Tauhid

"Apa pun yang Allah ambil adalah milik-Nya, dan apa pun yang Dia berikan adalah milik-Nya" menetapkan doktrin Islam mendasar tentang kepemilikan ilahi. Pernyataan ini menegaskan bahwa semua ciptaan hanya milik Allah, dan manusia hanyalah pemegang amanah. Masa tetap yang terbatas menekankan bahwa setiap jiwa memiliki waktu yang ditetapkan hanya oleh Allah.

Rahmat Ilahi dan Belas Kasihan Manusia

Air mata Nabi menunjukkan bahwa iman yang kuat tidak meniadakan emosi alami. Penjelasannya bahwa "ini adalah rahmat yang Allah letakkan di hati hamba-hamba-Nya" menunjukkan bahwa belas kasihan adalah kualitas ilahi yang ditanamkan pada orang beriman. Sifat timbal balik rahmat - bahwa Allah memberikan rahmat kepada yang penyayang - menetapkan prinsip spiritual yang penting.

Panduan Praktis

Instruksi awal untuk "bersabar dan berharap pahala Allah" memberikan respons spiritual yang tepat terhadap cobaan. Kesabaran (sabar) digabungkan dengan harapan akan pahala ilahi mengubah penderitaan menjadi ibadah. Respons akhir Nabi terhadap desakan putrinya menunjukkan pentingnya menyeimbangkan prinsip agama dengan belas kasihan keluarga.