Nabi (ﷺ) berkata, “Ketika Allah telah menyelesaikan ciptaan-Nya, Dia menulis di atas takhtanya: 'Rahmat-Ku mendahului kemarahan-Ku. '
Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)
Sahih al-Bukhari - Hadis 7422
Teks Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda, "Ketika Allah telah menyelesaikan penciptaan-Nya, Dia menulis di atas Arsy-Nya: 'Rahmat-Ku mendahului Murka-Ku.'"
Komentar tentang Rahmat Ilahi
Hadis mulia ini menetapkan prinsip dasar bahwa Rahmat Allah meliputi segala sesuatu dan mendahului Murka-Nya. Tulisan ilahi di atas Arsy menandakan sifat kekal dan primordial dari belas kasih Allah terhadap ciptaan-Nya.
Frasa "Rahmat-Ku mendahului Murka-Ku" menunjukkan bahwa sifat rahmat Allah lebih komprehensif dan mendasar daripada sifat murka-Nya. Keutamaan ini bersifat temporal dan kualitatif - rahmat ditetapkan sebelum murka dalam ketetapan ilahi, dan ia didahulukan dalam perlakuan Allah terhadap hamba-hamba-Nya.
Wawasan Ilmiah
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa tulisan ini terjadi setelah penyelesaian penciptaan, menunjukkan bahwa rahmat adalah sifat penting Allah yang terwujud sepanjang keberadaan.
Al-Qurtubi mencatat bahwa tulisan ini berfungsi sebagai pengingat abadi bagi ciptaan tentang rahmat Allah yang tak terbatas, mendorong harapan dan mencegah keputusasaan dari pengampunan ilahi.
Penempatan "di atas Arsy-Nya" menandakan pentingnya tertinggi dari pernyataan ini, karena Arsy mewakili ciptaan terbesar Allah dan tempat kedudukan kedaulatan-Nya.
Implikasi Praktis
Pengajaran ini menanamkan harapan pada orang beriman sambil mempertahankan penghormatan terhadap keadilan ilahi. Ini mendorong pendosa untuk bertobat, mengetahui bahwa rahmat Allah luas dan mendahului hukuman-Nya.
Hadis ini memperkuat pemahaman Islam bahwa meskipun Allah adil dan akan menghukum pelaku kesalahan yang keras kepala, kecenderungan bawaan-Nya terhadap ciptaan-Nya adalah rahmat dan belas kasihan.