حَدَّثَنَا عَبْدَانُ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ جَامِعِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ مُحْرِزٍ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، قَالَ إِنِّي عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم إِذْ جَاءَهُ قَوْمٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ فَقَالَ ‏"‏ اقْبَلُوا الْبُشْرَى يَا بَنِي تَمِيمٍ ‏"‏‏.‏ قَالُوا بَشَّرْتَنَا فَأَعْطِنَا‏.‏ فَدَخَلَ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ فَقَالَ ‏"‏ اقْبَلُوا الْبُشْرَى يَا أَهْلَ الْيَمَنِ إِذْ لَمْ يَقْبَلْهَا بَنُو تَمِيمٍ ‏"‏‏.‏ قَالُوا قَبِلْنَا‏.‏ جِئْنَاكَ لِنَتَفَقَّهَ فِي الدِّينِ وَلِنَسْأَلَكَ عَنْ أَوَّلِ هَذَا الأَمْرِ مَا كَانَ‏.‏ قَالَ ‏"‏ كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَىْءٌ قَبْلَهُ، وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ، ثُمَّ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَىْءٍ ‏"‏‏.‏ ثُمَّ أَتَانِي رَجُلٌ فَقَالَ يَا عِمْرَانُ أَدْرِكْ نَاقَتَكَ فَقَدْ ذَهَبَتْ فَانْطَلَقْتُ أَطْلُبُهَا، فَإِذَا السَّرَابُ يَنْقَطِعُ دُونَهَا، وَايْمُ اللَّهِ لَوَدِدْتُ أَنَّهَا قَدْ ذَهَبَتْ وَلَمْ أَقُمْ‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Nabi (ﷺ) berkata, “Ketika Allah telah menyelesaikan ciptaan-Nya, Dia menulis di atas takhtanya: 'Rahmat-Ku mendahului kemarahan-Ku. '

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari - Hadis 7422

Teks Hadis

Nabi (ﷺ) bersabda, "Ketika Allah telah menyelesaikan penciptaan-Nya, Dia menulis di atas Arsy-Nya: 'Rahmat-Ku mendahului Murka-Ku.'"

Komentar tentang Rahmat Ilahi

Hadis mulia ini menetapkan prinsip dasar bahwa Rahmat Allah meliputi segala sesuatu dan mendahului Murka-Nya. Tulisan ilahi di atas Arsy menandakan sifat kekal dan primordial dari belas kasih Allah terhadap ciptaan-Nya.

Frasa "Rahmat-Ku mendahului Murka-Ku" menunjukkan bahwa sifat rahmat Allah lebih komprehensif dan mendasar daripada sifat murka-Nya. Keutamaan ini bersifat temporal dan kualitatif - rahmat ditetapkan sebelum murka dalam ketetapan ilahi, dan ia didahulukan dalam perlakuan Allah terhadap hamba-hamba-Nya.

Wawasan Ilmiah

Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa tulisan ini terjadi setelah penyelesaian penciptaan, menunjukkan bahwa rahmat adalah sifat penting Allah yang terwujud sepanjang keberadaan.

Al-Qurtubi mencatat bahwa tulisan ini berfungsi sebagai pengingat abadi bagi ciptaan tentang rahmat Allah yang tak terbatas, mendorong harapan dan mencegah keputusasaan dari pengampunan ilahi.

Penempatan "di atas Arsy-Nya" menandakan pentingnya tertinggi dari pernyataan ini, karena Arsy mewakili ciptaan terbesar Allah dan tempat kedudukan kedaulatan-Nya.

Implikasi Praktis

Pengajaran ini menanamkan harapan pada orang beriman sambil mempertahankan penghormatan terhadap keadilan ilahi. Ini mendorong pendosa untuk bertobat, mengetahui bahwa rahmat Allah luas dan mendahului hukuman-Nya.

Hadis ini memperkuat pemahaman Islam bahwa meskipun Allah adil dan akan menghukum pelaku kesalahan yang keras kepala, kecenderungan bawaan-Nya terhadap ciptaan-Nya adalah rahmat dan belas kasihan.