Kami sedang duduk bersama Nabi (ﷺ) dan dia melihat bulan pada malam bulan purnama dan berkata, “Kamu akan melihat Tuhanmu seperti kamu melihat bulan purnama ini, dan kamu tidak akan kesulitan melihat Dia, jadi jika kamu dapat menghindari melewatkan (melalui tidur atau urusan, dll) shalat sebelum matahari terbit (fajar) dan sholat sebelum matahari terbenam (`Asr), kamu harus melakukannya.” (Lihat Hadis No. 529, Jilid 1)
Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)
Sahih al-Bukhari 7434
Teks Hadis
Kami duduk bersama Nabi (ﷺ) dan beliau melihat bulan pada malam purnama dan berkata, "Kalian akan melihat Tuhan kalian seperti kalian melihat bulan purnama ini, dan kalian tidak akan kesulitan melihat-Nya, jadi jika kalian dapat menghindari ketinggalan (karena tidur atau urusan, dll.) sholat sebelum matahari terbit (Fajr) dan sholat sebelum matahari terbenam (`Asr), kalian harus melakukannya."
Komentar Ilmiah
Hadis yang mendalam ini menetapkan keyakinan dasar Ahl al-Sunnah wal-Jama'ah mengenai Penglihatan Bahagia Allah di Akhirat. Nabi (ﷺ) menggunakan bulan purnama yang terlihat sebagai analogi nyata untuk bagaimana orang beriman akan melihat Tuhan mereka - jelas, berbeda, dan tanpa keraguan atau ambiguitas.
Para ulama menjelaskan bahwa penglihatan itu akan dengan penglihatan mata yang sebenarnya, bukan persepsi metaforis atau intelektual. Namun, kami menegaskan ini tanpa menyelami modalitas (kayfiyyah), karena esensi Allah melampaui pemahaman manusia. Penglihatan ini merupakan kebahagiaan terbesar Surga bagi orang beriman.
Hubungan antara pahala tertinggi ini dan menjaga sholat Fajr dan Asr menunjukkan status luar biasa mereka. Kedua sholat ini menandai transisi antara malam dan siang, terang dan gelap, melambangkan ingatan konstan orang beriman kepada Allah sepanjang perubahan hidup. Pelestarian mereka mencerminkan iman yang komprehensif dan mendapatkan pahala yang luar biasa ini.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Penempatan hadis ini oleh Imam al-Bukhari dalam Kitab Tauhid menekankan bahwa Penglihatan Bahagia mewakili realisasi tertinggi kesatuan ilahi - ketika iman menjadi penglihatan.
Kondisional "jika kalian dapat" menunjukkan upaya luar biasa yang diperlukan untuk secara konsisten melindungi sholat ini dari kelalaian. Para ulama mencatat ini termasuk melaksanakannya tepat waktu dan dengan pengabdian yang tepat, menjaga dari gangguan duniawi yang mungkin menyebabkan kelalaian atau penundaan mereka.