Nabi (ﷺ) berkata, “Kamu pasti akan melihat Tuhanmu dengan matamu sendiri.”
Teks dan Konteks Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda, "Kamu pasti akan melihat Tuhanmu dengan matamu sendiri." (Sahih al-Bukhari 7435)
Riwayat mendalam dari Kitab Tauhid Sahih al-Bukhari ini membahas keyakinan mendasar tentang Penglihatan Bahagia Allah di Akhirat, yang merupakan landasan utama akidah Ahl al-Sunnah wal-Jama'ah.
Komentar Ilmiah
Imam al-Bukhari menempatkan hadis ini dalam babnya "Apa yang telah disebutkan mengenai Penglihatan Tuhan," menetapkannya sebagai bukti pasti bahwa orang beriman akan melihat Allah di Surga tanpa melingkupi-Nya dalam arah atau tempat.
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa penglihatan ini terjadi tanpa modalitas (bila kayf) dan tanpa kemiripan dengan ciptaan, menegaskannya sebagai sifat ilahi unik yang melampaui pemahaman manusia.
Al-Qurtubi menyatakan penglihatan ini mewakili kebahagiaan tertinggi bagi penduduk Surga, melampaui semua kesenangan lain, dan diberikan secara eksklusif kepada orang beriman tanpa perantara apa pun.
Signifikansi Teologis
Hadis ini menegaskan salah satu keyakinan penting akidah Islam - bahwa melihat Allah mungkin terjadi di Akhirat, sambil mempertahankan transendensi ilahi mutlak.
Penglihatan terjadi tanpa arah, tempat, atau bentuk, menjaga ketidakbandingan Allah sambil menegaskan hak istimewa khusus ini bagi orang beriman.
Ini membedakan Ahl al-Sunnah dari Mu'tazila yang menyangkal Penglihatan Bahagia, dan dari Mushabbiha yang mencoba menjelaskannya melalui analogi manusia.
Implikasi Spiritual
Janji ini berfungsi sebagai motivasi tertinggi untuk perbuatan baik dan pemurnian jiwa, karena hanya yang suci hatinya yang akan diberikan kehormatan ini.
Kepastian yang diungkapkan dalam kata-kata Nabi ("pasti") memperkuat iman orang beriman dan memberikan kenyamanan bahwa pertemuan tertinggi dengan Sang Pencipta menanti.
Penglihatan ini mewakili pemenuhan perjalanan spiritual orang beriman dan manifestasi lengkap cinta dan kedekatan ilahi.