Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfirman: “Puasa adalah untukku dan Aku akan memberikan pahala untuknya, karena dia (orang yang berpuasa) meninggalkan hasrat seksual, makanan dan minumannya demi Aku. ﷺ Puasa adalah penutup (dari neraka) dan ada dua kesenangan bagi orang yang berpuasa, satu pada saat berbuka puasa, dan yang lainnya pada saat dia bertemu dengan Tuhannya. Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di mata Allah daripada bau kesturi.” (Lihat Hadis No. 128, Jilid 3).
Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)
Sahih al-Bukhari 7492
Atribusi Ilahi Puasa
Hadis qudsi suci ini mengangkat puasa di atas semua ibadah lainnya melalui atribusi eksklusif Allah: "Puasa adalah untuk-Ku." Berbeda dengan shalat, sedekah, atau haji yang mungkin melibatkan pamer, puasa murni antara hamba dan Tuhannya, tersembunyi dari pandangan ciptaan. Kepemilikan ilahi ini menandakan status unik puasa dalam penerimaan ilahi.
Pahala Ilahi Tak Terhingga
"Aku akan memberikan pahala untuknya" menunjukkan kemurahan hati Allah yang tak terbatas tanpa perantara. Sementara perbuatan lain memiliki pahala yang ditentukan, balasan puasa melampaui kuantifikasi, langsung dari Perbendaharaan Ilahi. Pengabaian keinginan yang sah—makanan, minuman, dan hubungan suami istri—untuk kesenangan Allah mengubah pantangan duniawi menjadi ibadah transenden.
Perlindungan Spiritual dan Dua Kesenangan
Puasa berfungsi sebagai "penghalang dari Neraka" dengan memadamkan keinginan berdosa dan memperkuat tekad spiritual. "Dua kesenangan" terwujud secara temporal dan abadi: kegembiraan sah berbuka puasa mencerminkan izin ilahi, sementara kesenangan tertinggi menanti di Akhirat melalui penglihatan Allah—pahala tertinggi bagi mukmin yang sabar.
Transformasi Keadaan Fisik
Kesimpulan hadis mengenai napas orang yang berpuasa menunjukkan bagaimana Allah mengubah apa yang dianggap tidak menyenangkan oleh manusia menjadi sesuatu yang dicintai-Nya. Realitas metafisik ini mengajarkan bahwa standar duniawi berbeda dari penilaian ilahi, di mana ketidaknyamanan fisik yang ditanggung demi Allah menjadi lebih harum daripada parfum duniawi yang paling berharga.