Rasulullah SAW bersabda, “Setiap malam ketika itu adalah sepertiga terakhir malam, Tuhan kita, Yang Mahatinggi, turun ke surga terdekat dan berkata: Adakah orang yang berseru kepada-Ku agar Aku dapat menanggapi permohonannya? ﷺ Adakah orang yang bertanya kepada-Ku sehingga Aku dapat mengabulkan permintaannya? Adakah orang yang memohon ampun kepada-Ku supaya Aku mengampuninya? “(Lihat Hadis No. 246, Jilid 2)
Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)
Sahih al-Bukhari 7494
Teks Hadits
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Setiap malam pada sepertiga malam terakhir, Tuhan kita, Yang Maha Tinggi, Yang Maha Diberkati, turun ke langit terdekat dan berkata: Adakah yang memanggil-Ku agar Aku menjawab panggilannya? Adakah yang meminta kepada-Ku agar Aku mengabulkan permintaannya? Adakah yang meminta ampunan-Ku agar Aku mengampuninya?"
Komentar tentang Turunnya Ilahi
Hadits ini menegaskan sifat Allah yang turun dengan cara yang sesuai dengan keagungan-Nya tanpa menyerupai ciptaan. Turunnya itu nyata tetapi tidak seperti gerakan fisik makhluk. Kami menegaskan sifat ini tanpa mempertanyakan "bagaimana" (bila kayf).
Pentingnya Sepertiga Terakhir
Waktu khusus ini mengandung rahmat ilahi khusus ketika Allah mendekat kepada hamba-hamba-Nya. Para ulama menyebutkan periode ini sesuai dengan waktu ketika tidur paling dalam dan mengingat Allah membutuhkan usaha lebih besar, sehingga menghasilkan pahala yang lebih tinggi.
Undangan Ilahi untuk Beribadah
Panggilan Allah menunjukkan kemurahan hati-Nya yang tak terbatas, mengundang hamba-hamba untuk mencari pengampunan, membuat permintaan, dan terlibat dalam doa. Ini mencerminkan nama-nama-Nya "Al-Ghafoor" (Yang Maha Pengampun) dan "Al-Mujeeb" (Yang Maha Menjawab).
Implikasi Praktis
Umat Muslim harus berusaha bangun selama periode yang diberkati ini untuk shalat tahajjud, doa yang tulus, dan mencari pengampunan. Hadits ini mendorong ketekunan dalam ibadah dan memperkuat harapan akan rahmat Allah dan penerimaan doa.