حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي الأَمْرُ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfirman, “Sesungguhnya aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh (hal-hal yang baik) yang tidak pernah dilihat oleh mata, telinga tidak pernah mendengar dan hati manusia tidak pernah berpikir. ﷺ '”

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari 7498

Teks Hadis

Nabi (ﷺ) bersabda, "Allah berfirman, 'Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh (hal-hal yang sangat baik) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terpikirkan oleh hati manusia.'"

Komentar tentang Janji Ilahi

Tradisi suci (hadis qudsi) ini mengungkapkan kemurahan hati Allah yang tak terbatas terhadap hamba-hamba-Nya yang saleh. Keterbatasan persepsi manusia ditekankan - indera dan imajinasi kita tidak dapat memahami pahala ilahi yang menanti orang-orang beriman di Surga.

Interpretasi Ilmiah

Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan keunggulan yang gaib atas yang terlihat. Kenikmatan Surga melampaui semua pengalaman duniawi dan pemahaman manusia.

Al-Qurtubi mencatat bahwa "hamba-hamba yang saleh" merujuk pada mereka yang memenuhi perintah Allah dan menghindari larangan-Nya, menekankan bahwa pahala yang luar biasa ini bersyarat pada kesalehan.

Signifikansi Teologis

Tradisi ini memperkuat iman dengan menegaskan kenyataan pahala ilahi di luar imajinasi manusia. Ini mendorong ketekunan dalam ibadah dan perbuatan baik, mengetahui bahwa pahala tertinggi melampaui semua keinginan dan harapan duniawi.