Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Allah berfirman, 'Aku adalah hamba-Ku seperti dia memikirkan Aku, yaitu Aku dapat melakukan untuknya apa yang dia pikir Aku bisa lakukan untuknya). (Lihat Hadis No. 502)
Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)
Sahih al-Bukhari - Hadis 7505
Teks Hadis
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Allah berfirman, 'Aku terhadap hamba-Ku seperti yang dia pikirkan tentang-Ku, (yaitu Aku mampu melakukan untuknya apa yang dia pikir Aku bisa lakukan untuknya)."
Komentar tentang Rahmat Ilahi
Hadis qudsi yang suci ini mengungkapkan hubungan mendalam antara persepsi hamba tentang Allah dan respons Ilahi. Ketika seorang mukmin mempertahankan pikiran baik (husn al-dhann) tentang Allah - percaya pada rahmat-Nya yang tak terbatas, kekuatan tak terbatas, dan kebijaksanaan sempurna - Allah memperlakukan mereka sesuai dengan harapan positif itu.
Para ulama menjelaskan bahwa ini mencakup urusan duniawi dan pahala spiritual. Jika seseorang percaya pada rezeki Allah, Dia akan memberikan. Jika seseorang berharap pengampunan-Nya, Dia akan mengampuni. Prinsip ini beroperasi dalam kerangka kebijaksanaan Ilahi dan tindakan hamba.
Implikasi Teologis
Hadis ini menunjukkan kemurahan hati Allah yang agung dan kehormatan yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya. Ini mengajarkan bahwa perlakuan Allah terhadap ciptaan-Nya sesuai dengan pemahaman mereka tentang sifat-sifat-Nya. Mereka yang mengakui rahmat-Nya menerima rahmat, sementara mereka yang putus asa darinya mungkin menemukan diri mereka terhalang.
Imam Ibn Rajab al-Hanbali berkomentar bahwa hadis ini mendorong orang beriman untuk selalu berpikir baik tentang Allah, terutama di saat-saat sulit dan ketika berdoa. Namun, harapan baik ini harus disertai dengan perbuatan baik dan ketergantungan yang tepat (tawakkal) kepada Allah.
Aplikasi Praktis
Orang beriman harus menumbuhkan pikiran positif tentang Allah dalam segala keadaan - dalam kesehatan dan sakit, dalam kemudahan dan kesulitan. Ini termasuk percaya bahwa Allah menerima tobat, menjawab doa, mengampuni dosa, dan memberikan kesuksesan kepada mereka yang berjuang di jalan-Nya.
Hadis yang mulia ini berfungsi sebagai motivasi kuat untuk mempertahankan optimisme dalam ketetapan Ilahi dan mengembangkan hubungan yang kuat dan penuh kepercayaan dengan Sang Pencipta. Ini mengingatkan kita bahwa keadaan spiritual kita secara langsung mempengaruhi bagaimana kita mengalami perlakuan Allah dalam hidup kita.