حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، حَدَّثَنَا عُقَيْلٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ احْتَجَّ آدَمُ وَمُوسَى، فَقَالَ مُوسَى أَنْتَ آدَمُ الَّذِي أَخْرَجْتَ ذُرِّيَّتَكَ مِنَ الْجَنَّةِ‏.‏ قَالَ آدَمُ أَنْتَ مُوسَى الَّذِي اصْطَفَاكَ اللَّهُ بِرِسَالاَتِهِ وَكَلاَمِهِ، ثُمَّ تَلُومُنِي عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِّرَ عَلَىَّ قَبْلَ أَنْ أُخْلَقَ‏.‏ فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Anas

Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang beriman akan dikumpulkan pada hari kiamat dan mereka akan berkata, 'Marilah kita mencari seseorang untuk menjadi syafaat bagi kita di sisi Tuhan kita, supaya Dia membebaskan kita dari tempat kita ini. 'ﷺ Maka mereka akan pergi kepada Adam dan berkata: “Engkau adalah Adam, bapak manusia, dan Allah menciptakan kamu dengan tangan-Nya sendiri dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud di hadapanmu, dan Dia mengajarkan kepadamu nama-nama segala sesuatu; maka mohon syafaat bagi kami di sisi Tuhan kami, supaya Dia membebaskan kami”. Adam berkata kepada mereka, “Aku tidak layak untuk itu”, kemudian dia akan menyebutkan kepada mereka kesalahannya yang telah dilakukannya. '”

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari 7516

Teks Hadis

Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Orang-orang beriman akan dikumpulkan pada Hari Kebangkitan dan mereka akan berkata, 'Mari kita mencari seseorang untuk memberi syafaat bagi kita dengan Tuhan kita agar Dia dapat membebaskan kita dari tempat kita ini.' Maka mereka akan pergi kepada Adam dan berkata, 'Engkau adalah Adam, bapak umat manusia, dan Allah menciptakanmu dengan Tangan-Nya Sendiri dan memerintahkan para Malaikat untuk bersujud di hadapanmu, dan Dia mengajarkanmu nama-nama segala sesuatu; jadi tolong berikan syafaat bagi kita dengan Tuhan kita agar Dia dapat membebaskan kita.' Adam akan berkata kepada mereka, 'Aku tidak layak untuk itu,' dan kemudian dia akan menyebutkan kepada mereka kesalahannya yang telah dia lakukan.'"

Komentar tentang Hadis

Narasi yang mendalam ini menetapkan prinsip bahwa syafaat pada Hari Penghakiman hanya milik izin Allah. Pendekatan awal orang-orang beriman kepada Adam (عليه السلام) menunjukkan sifat manusia yang mencari kelegaan melalui tokoh-tokoh terhormat.

Tanggapan Adam menyoroti prinsip teologis yang penting: bahkan makhluk termulia pun mengakui ketidaksempurnaannya sendiri di hadapan Allah. Rujukannya pada "kesalahannya" berfungsi sebagai pengingat bahwa semua manusia, termasuk para nabi, adalah hamba yang tunduk pada otoritas tertinggi Allah.

Penyebutan kehormatan Adam - penciptaan oleh Tangan Allah, sujud malaikat, dan pengetahuan nama-nama - menekankan bahwa perbedaan ini tidak memenuhi syarat seseorang untuk syafaat tanpa izin ilahi. Ini memperkuat Tauhid al-Uluhiyyah (Keesaan Ibadah) dengan menunjukkan bahwa tidak ada makhluk yang dapat secara mandiri memberikan keselamatan atau kelegaan.

Hadis ini pada akhirnya mengarahkan orang-orang beriman untuk menyadari bahwa syafaat sejati hanya datang melalui rahmat dan izin Allah, biasanya diberikan kepada Rasul terakhir-Nya Muhammad (ﷺ), sehingga menegaskan kelengkapan monoteisme Islam.