حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ لاَ تَحَاسُدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهْوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، فَهْوَ يَقُولُ لَوْ أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ هَذَا، لَفَعَلْتُ كَمَا يَفْعَلُ‏.‏ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَهْوَ يُنْفِقُهُ فِي حَقِّهِ فَيَقُولُ لَوْ أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Janganlah ingin menjadi seperti dua orang, orang yang telah Allah berikan Al-Qur'an dan dia membacanya pada jam-jam malam dan siang hari, dalam hal ini orang mungkin berkata, “Jika aku diberi yang sama seperti yang diberikan kepada orang ini, aku akan melakukan yang sama seperti yang dia lakukan.” Yang lain adalah orang yang Allah berikan kepadanya harta dan dia membelanjakannya dengan cara yang benar, maka orang akan berkata, “Jika aku diberi harta yang sama seperti yang diberikan kepadanya, aku akan melakukan yang sama seperti yang dia lakukan.”

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari 7528

Teks Hadis

Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Jangan berharap menjadi seperti kecuali seperti dua orang: seorang yang telah diberikan Al-Qur'an oleh Allah dan dia membacanya pada waktu malam dan siang, dalam hal ini seseorang boleh berkata, 'Jika aku diberikan hal yang sama seperti yang diberikan kepada orang ini, aku akan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan.' Yang lainnya adalah seorang yang telah diberikan kekayaan oleh Allah dan dia membelanjakannya dengan cara yang benar, dalam hal ini seseorang boleh berkata, 'Jika aku diberikan hal yang sama seperti yang diberikan kepadanya, aku akan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan.'"

Komentar tentang Larangan

Nabi (ﷺ) memulai dengan larangan: "Jangan berharap menjadi seperti kecuali..." Ini menetapkan bahwa secara umum, berharap menjadi seperti orang lain tidak dianjurkan dalam Islam, karena dapat menyebabkan iri hati (hasad) dan ketidakpuasan dengan ketetapan Allah (qadr).

Dua Pengecualian yang Diperbolehkan

Pengecualian pertama adalah seorang yang diberkahi dengan pengetahuan Al-Qur'an yang bertindak berdasarkan itu siang dan malam. Ini mewakili jalan pengetahuan agama dan pengabdian. Yang kedua adalah seorang kaya yang membelanjakan dengan benar dalam perjuangan Allah, mewakili jalan tindakan amal dan pemurnian kekayaan.

Kebijaksanaan Spiritual

Ajaran ini mengarahkan orang beriman untuk mengarahkan aspirasi mereka menuju pencarian spiritual dan duniawi yang bermanfaat daripada status atau penampilan duniawi. Ini menekankan bahwa nilai sejati terletak pada bagaimana seseorang memanfaatkan berkah Allah, bukan hanya dalam memilikinya.

Penerapan Praktis

Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini mengajarkan kita untuk mengagumi dan meniru orang karena kesalehan dan perbuatan baik mereka, bukan karena harta atau status duniawi mereka. Ini mendorong persaingan sehat dalam kebenaran sambil melindungi hati dari iri hati yang merusak.