حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ، حَدَّثَنَا شَقِيقُ بْنُ سَلَمَةَ، قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ كُنَّا نُصَلِّي خَلْفَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَنَقُولُ السَّلاَمُ عَلَى اللَّهِ‏.‏ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلاَمُ وَلَكِنْ قُولُوا التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi dari 'Abdullah

Kami biasa shalat di belakang Nabi (ﷺ) dan biasa berkata: “As-Salamu 'Al-Allah. Nabi (ﷺ) berkata, “Allah sendiri adalah As-Salam (Nama Allah), jadi Anda harus berkata: 'at-Tahiyatu lil-lahi was-sala-watu wattaiyibatu, as-salamu `alaika aiyyuha-n-nabiyyu wa rahmatu-l-lahi wa barakatuhu, as-salamu `alaina wa `ala `ibadi-l-lahi as-salihin. Ashhadu adalah ilaha illah, yang menjadi asuh-hadu dan Muhammad `abduhu wa rasulhu.”

Comment

Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)

Sahih al-Bukhari 7381

Teks Hadis

Kami biasa shalat di belakang Nabi (ﷺ) dan biasa mengucapkan: "As-Salamu 'Al-Allah. Nabi (ﷺ) bersabda, "Allah sendiri adalah As-Salam (Nama Allah), jadi kamu harus mengucapkan: 'at-Tahiyatu lil-lahi was-sala-watu wattaiyibatu, as-salamu `alaika aiyyuha-n-nabiyyu wa rahmatu-l-lahi wa barakatuhu, as-salamu `alaina wa `ala `ibadi-l-lahi as-salihin. Ashhadu an la ilaha il-lallah, wa ash-hadu anna Muhammadan `abduhu wa rasuluhu."'

Komentar tentang Nama-nama Ilahi

Nabi mengoreksi pernyataan para Sahabat "As-Salamu 'Al-Allah" karena Allah sendiri adalah As-Salam - Sumber Kedamaian dan Kesempurnaan. Tidak pantas menawarkan kedamaian kepada Yang adalah Kedamaian itu sendiri. Ini menunjukkan pentingnya memahami nama dan sifat Allah dengan benar.

Struktur Tasyahud

Rumus yang dikoreksi dimulai dengan menyatakan semua salam, doa, dan hal-hal murni milik Allah (at-Tahiyatu lil-lahi was-sala-watu wattaiyibatu). Kemudian mengirimkan salam kepada Nabi, diikuti salam kepada para penyembah dan hamba-hamba Allah yang saleh. Ini diakhiri dengan kesaksian iman yang menegaskan keesaan Allah dan kenabian Muhammad.

Implikasi Hukum

Hadis ini menetapkan kata-kata Tasyahud yang tepat dalam shalat. Koreksi menunjukkan bahwa setiap aspek ibadah harus sesuai dengan bimbingan ilahi. Penerimaan langsung para Sahabat menunjukkan kewajiban mengikuti instruksi Kenabian dalam hal ibadah.

Signifikansi Spiritual

Tasyahud yang ditetapkan mencakup hubungan lengkap antara hamba dan Allah - dimulai dengan pujian, diikuti dengan mengirimkan berkah kepada Nabi, berdoa untuk orang-orang saleh, dan memuncak dalam deklarasi Tauhid. Rumus komprehensif ini mencerminkan hierarki prioritas spiritual yang tepat.