Rasulullah SAW bersabda: “Tuhanku berfirman: “Jika hamba-Ku datang lebih dekat kepadaku dalam rentang waktu, maka Aku mendekatinya selama satu hasta; dan jika dia mendekat kepada-Ku selama satu hasta, Aku mendekatinya dengan rentang lengan yang terulur; dan jika dia datang kepada-Ku berjalan, Aku pergi berlari kepadanya. ﷺ '”
Keesaan, Keunikan Allah (Tauhid)
Sahih al-Bukhari - Hadis 7536
Teks Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda, "Tuhanku berfirman, 'Jika hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta; dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sejangkauan lengan terentang; dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku datang kepadanya dengan berlari.'"
Komentar tentang Kemurahan Ilahi
Tradisi suci (Hadis Qudsi) ini mengungkapkan kemurahan Allah yang tak terbatas dan keinginan-Nya untuk menerima hamba-hamba-Nya. Progresi dari jengkal ke hasta ke jangkauan lengan terentang menunjukkan bahwa respons Allah selalu melebihi upaya manusia. Satu jengkal (sekitar 9 inci) dihadapi dengan satu hasta (sekitar 18 inci), menunjukkan Allah menggandakan pahala. Ketika hamba maju satu hasta, Allah merespons dengan jangkauan lengan terentang (sekitar 6 kaki), menunjukkan peningkatan eksponensial dalam penerimaan ilahi.
Teologi Respons Ilahi
Imaji berjalan versus berlari menyampaikan bahwa sementara manusia mendekati Allah melalui ketaatan bertahap, rahmat Allah datang dengan cepat dan melimpah. Ini membantah gagasan jarak atau keengganan ilahi. Sebaliknya, Allah menekankan kesiapan-Nya untuk mengampuni dan mendekat kepada mereka yang mencari-Nya melalui tindakan ibadah wajib dan sunah.
Implikasi Praktis
Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini mendorong pengabdian yang konsisten, betapapun kecilnya. Bahkan perbuatan baik kecil, ketika dilakukan dengan ketulusan, menarik rahmat ilahi yang diperbesar. "Jengkal" awal mewakili kewajiban dasar (farā'id), sementara ukuran selanjutnya menunjukkan tindakan sukarela (nawāfil) yang membawa kedekatan luar biasa dengan Yang Ilahi.