حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ، حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ يَزِيدَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ " مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَىْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ ".
Salin
Narasi `Aisha
(Ketika orang-orang fitnah mengatakan apa yang mereka katakan tentang dia): Saya pergi ke tempat tidur saya saat itu mengetahui bahwa saya tidak bersalah dan bahwa Allah akan mengungkapkan ketidakbersalahan saya, tetapi demi Allah, saya tidak pernah berpikir bahwa Allah akan mengungkapkan kepada saya wahyu yang akan dibacakan untuk saya, karena saya menganggap diri saya terlalu tidak penting untuk dibicarakan oleh Allah dalam Wahyu Ilahi yang akan dibacakan. Maka Allah menurunkan sepuluh ayat (Surat-an-Nur). “Mereka yang membawa tuduhan palsu...” (24.11-20)