حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الدَّسْتَوَائِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِذَا نُودِيَ بِالصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ الأَذَانَ، فَإِذَا قُضِيَ الأَذَانُ أَقْبَلَ، فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا وَكَذَا مَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنْ يَدْرِي كَمْ صَلَّى، فَإِذَا لَمْ يَدْرِ أَحَدُكُمْ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَوْ أَرْبَعًا فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهْوَ جَالِسٌ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Ketika panggilan untuk shalat dibuat, Setan mengambil tumitnya dengan angin yang lewat sehingga dia tidak dapat mendengar Adzan dan ketika panggilan selesai dia kembali, dan ketika Iqama diucapkan, Setan kembali bertumit, dan ketika Iqama selesai dia kembali lagi dan mencoba mengganggu orang itu dan pikirannya dan berkata, "Ingatlah ini dan itu (yang tidak dipikirkannya sebelum shalat)", sampai orang yang berdoa lupa berapa banyak dia telah berdoa. Jika ada di antara kamu yang tidak ingat apakah dia telah mempersembahkan tiga atau empat rakat, maka dia harus bersujud dua kali Sahu sambil duduk.

Comment

Kelupaan dalam Shalat - Sahih al-Bukhari 1231

Hadis ini dari Sahih al-Bukhari membahas realitas gangguan setan selama shalat dan memberikan obat ilahi untuk kelupaan.

Pelarian Setan dari Panggilan Shalat

Nabi (ﷺ) menginformasikan kepada kita bahwa setan melarikan diri ketika Adzan dikumandangkan, kembali hanya setelah selesai. Ini menunjukkan kekuatan spiritual panggilan shalat dan kemampuannya untuk mengusir pengaruh jahat.

Demikian pula, setan melarikan diri selama Iqama (panggilan kedua tepat sebelum shalat), menunjukkan bahwa pengumuman suci ini menciptakan lingkungan spiritual yang terlindungi untuk ibadah.

Bisikan Setan Selama Shalat

Setelah shalat dimulai, setan kembali dengan bisikan halus (waswasa), berusaha mengalihkan perhatian penyembah dengan pikiran dan kekhawatiran duniawi yang sebelumnya tidak mereka pertimbangkan.

Gangguan ini secara khusus dirancang untuk menyebabkan kebingungan tentang jumlah rakaat yang dilakukan, merusak konsentrasi dan pengabdian penyembah.

Obat Ilahi: Sujud Sahwi

Ketika seorang penyembah menjadi tidak pasti apakah mereka telah melakukan tiga atau empat rakaat, Syariah memberikan solusi dengan melakukan dua sujud sahu (kelupaan) sebelum taslim akhir.

Ketentuan yang penuh rahmat ini menunjukkan pemahaman Allah terhadap sifat manusia dan keinginan-Nya untuk membuat ibadah dapat diakses meskipun ketidaksempurnaan dan gangguan kita.

Komentar Ulama

Ulama klasik menjelaskan bahwa hadis ini mengajarkan kita tentang realitas perang spiritual selama tindakan ibadah. Sujud yang ditentukan mengkompensasi kekurangan yang disebabkan oleh gangguan setan sambil mempertahankan keabsahan shalat.

Keputusan ini berlaku terlepas dari apakah kelupaan itu disebabkan oleh shalat yang berlebihan atau kurang, menunjukkan sifat komprehensif dari dispensasi hukum Islam ini.