Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Ketika ada di antara kamu yang berdiri untuk shalat, Setan datang dan meragukannya sampai dia lupa berapa rakat yang telah dia shalat. Jadi jika ini terjadi pada siapa pun di antara kamu, dia harus melakukan dua sujud Sahu sambil duduk.
Kelupaan dalam Shalat - Sahih al-Bukhari 1232
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Ketika salah seorang dari kalian berdiri untuk shalat, setan datang dan membuatnya ragu hingga ia lupa berapa rakaat yang telah ia shalatkan. Jadi, jika ini terjadi pada salah seorang dari kalian, ia harus melakukan dua sujud sahwi sambil duduk."
Komentar tentang Hadits
Hadits mulia ini dari Sahih al-Bukhari membahas pengalaman manusia umum tentang kelupaan selama shalat, yang dikaitkan dengan bisikan setan. Nabi (ﷺ) mengakui realitas spiritual ini dan memberikan solusi praktis melalui sujud kelupaan (Sujud al-Sahu).
Hikmah di balik ajaran ini menunjukkan rahmat Allah dalam legislasi-Nya, karena Dia tidak membebani para penyembah dengan kesempurnaan dalam mengingat tetapi justru memberikan obat untuk kekurangan manusia. Dua sujud berfungsi sebagai kompensasi untuk kekurangan yang mungkin terjadi dalam shalat karena campur tangan setan.
Para ulama menjelaskan bahwa sujud-sujud ini dilakukan di akhir shalat sebelum Tasleem (salam), dan mereka terdiri dari dua sujud dengan Takbir (mengucapkan "Allahu Akbar") untuk setiap sujud dan bangkit. Tindakan ini memperbaiki kesalahan yang tidak disengaja dan menyempurnakan keabsahan shalat.
Keputusan Hukum yang Diambil
Sujud sahwi adalah wajib menurut mayoritas ulama ketika kondisi tertentu terjadi, termasuk keraguan tentang jumlah rakaat yang dilakukan.
Jika seseorang tidak dapat mengingat apakah mereka shalat tiga atau empat rakaat, mereka harus mendasarkan tindakan mereka pada apa yang lebih mereka yakini (biasanya jumlah yang lebih sedikit) dan kemudian melakukan sujud sahwi.
Keputusan ini berlaku untuk shalat wajib dan sunah, menunjukkan sifat komprehensif dari konsesi ilahi ini untuk kelemahan manusia dalam ibadah.