Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Aku diperintahkan untuk berhijrah ke sebuah kota yang akan menelan (menaklukkan) kota-kota lain dan disebut Yathrib dan itu adalah Madinah, dan ternyata orang-orang (jahat) seperti tungku menghilangkan kotoran besi.
Keutamaan Madinah - Sahih al-Bukhari 1871
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Aku diperintahkan untuk berhijrah ke sebuah kota yang akan menelan (mengalahkan) kota-kota lain dan disebut Yathrib dan itu adalah Madinah, dan ia mengeluarkan (orang-orang jahat) seperti tungku menghilangkan kotoran besi."
Komentar tentang Deskripsi Kenabian
Hadis mulia ini menetapkan keunggulan Madinah melalui pemilihan ilahi, karena Nabi diperintahkan oleh Allah untuk berhijrah ke sana. Nama "Yathrib" diganti dengan "Madinah" (kota) untuk menandakan statusnya yang tinggi sebagai Kota Nabi.
Metafora "menelan kota-kota lain" menunjukkan supremasi spiritual dan politik Madinah yang akhirnya atas semua kota lain, menjadi pusat pemerintahan dan pengetahuan Islam yang akan mempengaruhi seluruh dunia.
Kualitas Pemurnian Madinah
Perbandingan dengan tungku yang memurnikan besi menunjukkan karakteristik unik Madinah dalam menyempurnakan iman dan karakter orang beriman. Seperti api memisahkan logam murni dari terak, Madinah mengungkap dan mengusir kemunafikan dan ketidakikhlasan dari hati.
Pemurnian ini terjadi melalui atmosfer suci kota, kedekatan dengan masjid Nabi, dan ibadah kolektif orang beriman yang ikhlas, menciptakan lingkungan di mana iman sejati berkembang dan kepalsuan tidak dapat bertahan.
Wawasan Ilmiah
Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa hadis ini mengandung banyak keutamaan: pemilihan ilahi, perubahan nama yang menunjukkan kehormatan, penaklukan di masa depan, dan sifat pemurnian kota yang membedakan orang beriman sejati dari munafik.
Al-Qurtubi mencatat bahwa metafora pemurnian secara khusus merujuk pada bagaimana Madinah mengungkap para munafik selama masa cobaan, memisahkan mereka dari sahabat yang ikhlas seperti api memisahkan kotoran dari besi murni.