Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Ada malaikat yang menjaga pintu masuk (atau jalan) Madinah, baik wabah maupun Ad-Dajjal tidak akan dapat memasukinya."
Keutamaan Madinah - Sahih al-Bukhari 1880
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Ada malaikat yang menjaga pintu-pintu (atau jalan-jalan) Madinah, wabah maupun Ad-Dajjal tidak akan bisa memasukinya."
Komentar tentang Perlindungan Ilahi
Hadis mulia ini menetapkan status unik Madinah sebagai kota yang disucikan di bawah penjagaan ilahi. Malaikat yang ditempatkan di pintu-pintunya berfungsi sebagai penjaga surgawi, mencegah korupsi spiritual dan fisik menembus batas-batasnya.
Perlindungan dari wabah menunjukkan rahmat Allah kepada penduduknya, sementara pengecualian Ad-Dajjal—penipu besar—menandakan peran Madinah sebagai benteng iman murni dan tradisi Islam yang otentik hingga Hari Akhir.
Interpretasi Ilmiah
Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa perlindungan ilahi ini meluas ke bahaya yang tampak dan tersembunyi. Malaikat mencegah penderitaan fisik seperti epidemi sambil juga menjaga dari korupsi spiritual dan doktrin palsu.
Ibn Hajar al-Asqalani mencatat dalam Fath al-Bari bahwa kehormatan ini diberikan kepada Madinah khususnya karena menjadi kota Hijrah dan pendirian negara Islam, menjadikannya ibu kota spiritual Umat Muslim.
Implikasi Praktis
Perlindungan ini tidak membebaskan penduduk dari mengambil tindakan pencegahan yang wajar, karena Syariah mendorong ketergantungan pada Allah dan penggunaan sarana. Sebaliknya, ini menandakan perhatian khusus Allah untuk kota yang diberkati ini.
Hadis ini menginspirasi Muslim untuk menghormati kesucian Madinah, menjaga kemurniannya, dan mengakui posisi terhormatnya dalam tradisi Islam sebagai tempat suci iman yang dilindungi.