Saya mendengar seorang pria membacakan sebuah ayat (dari Al-Qur'an) tetapi saya telah mendengar Nabi (ﷺ) membacanya secara berbeda. Jadi, saya memegang tangan pria itu dan membawanya kepada Rasulullah (ﷺ) yang berkata, “Kalian berdua benar.” Syu'ba, sub-narator berkata, “Saya pikir dia berkata kepada mereka, “Janganlah kamu berselisih, karena bangsa-bangsa sebelum kamu berselisih dan binasa (karena perbedaan mereka) . “
Khusoomaat - Sahih al-Bukhari 2410
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari menunjukkan kebijaksanaan mendalam Nabi Muhammad (ﷺ) dalam menangani perbedaan di antara Ummah. Ketika dua sahabat berbeda dalam bacaan Al-Qur'an, kedua pendekatan divalidasi sebagai varian sah (ahruf) dari wahyu.
Komentar Ilmiah
Pernyataan Nabi "Kalian berdua benar" mengonfirmasi keabsahan tujuh ahruf (dialek/mode) di mana Al-Qur'an diturunkan. Ini mengakomodasi variasi linguistik alami sambil melestarikan teks ilahi.
Peringatan terhadap perselisihan berlebihan mencerminkan prinsip Islam tentang persatuan dalam hal-hal esensial sambil mengizinkan fleksibilitas dalam hal-hal sekunder. Referensi sejarah kepada bangsa-bangsa sebelumnya berfungsi sebagai cerita peringatan terhadap sektarianisme yang memecah belah.
Hadis ini menetapkan pedoman penting untuk perilaku Muslim: memverifikasi pengetahuan dengan otoritas yang tepat, mempertahankan persaudaraan meskipun ada perbedaan, dan belajar dari kesalahan komunitas sebelumnya.
Implikasi Hukum dan Teologis
Narasi ini mendukung ortodoksi dari berbagai qira'at (bacaan) sambil menekankan pentingnya persatuan. Ini mengajarkan bahwa perbedaan dalam pemahaman atau praktik, ketika didasarkan pada bukti yang sah, tidak boleh menyebabkan perpecahan dalam komunitas Muslim.
Tindakan sahabat yang membawa masalah langsung kepada Nabi (ﷺ) menunjukkan metodologi yang tepat untuk menyelesaikan perselisihan agama - melalui konsultasi dengan ulama yang berkualifikasi daripada pertikaian publik.