حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مَيْسَرَةَ أَخْبَرَنِي قَالَ سَمِعْتُ النَّزَّالَ، سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ، يَقُولُ سَمِعْتُ رَجُلاً، قَرَأَ آيَةً سَمِعْتُ مِنَ النَّبِيِّ، صلى الله عليه وسلم خِلاَفَهَا، فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ، فَأَتَيْتُ بِهِ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏"‏ كِلاَكُمَا مُحْسِنٌ ‏"‏‏.‏ قَالَ شُعْبَةُ أَظُنُّهُ قَالَ ‏"‏ لاَ تَخْتَلِفُوا فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Dua orang, seorang Muslim dan seorang Yahudi, bertengkar. Muslim berkata, “Demi Dia yang menjadikan Muhammad lebih unggul atas seluruh umat! Orang Yahudi itu berkata, “Demi Dia yang menjadikan Musa lebih unggul atas seluruh umat.” Pada saat itu Muslim mengangkat tangannya dan menampar wajah orang Yahudi itu. Orang Yahudi itu pergi kepada Nabi dan memberitahunya tentang apa yang telah terjadi antara dia dan Muslim. Nabi (ﷺ) memanggil Muslim dan bertanya kepadanya tentang hal itu. Muslim memberitahunya tentang peristiwa itu. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu memberi aku keunggulan atas Musa, karena pada Hari Kebangkitan semua manusia akan jatuh pingsan dan aku akan menjadi salah satu dari mereka, tetapi aku akan menjadi orang pertama yang sadar, dan akan melihat Musa berdiri dan memegang sisi Takhta (Allah). ﷺ Aku tidak tahu apakah (Musa) juga telah jatuh pingsan dan bangkit di hadapanku, atau Allah telah membebaskannya dari serangan itu.”

Comment

Tafsir Hadis dari Sahih al-Bukhari 2411

Narasi ini dari kompilasi terhormat "Khusoomaat" dalam Sahih al-Bukhari menyajikan pelajaran mendalam dalam etika dan teologi Islam. Insiden ini dimulai dengan perselisihan antara seorang Muslim dan seorang Yahudi, di mana keduanya mengajak nabi mereka masing-masing dalam sumpah untuk mengklaim keunggulan.

Larangan Mengklaim Keunggulan Kenabian

Pernyataan Muslim, "Demi Dia Yang memberikan Muhammad keunggulan atas semua orang," meskipun berasal dari cinta kepada Nabi (ﷺ), tidak pantas. Koreksi langsung Nabi menunjukkan bahwa sementara Muslim percaya pada finalitas kenabiannya, membuat klaim perbandingan keunggulan antara nabi dengan cara seperti itu dilarang.

Tanggapan Yahudi juga mengklaim keunggulan untuk Nabi Musa (AS), menunjukkan bagaimana pernyataan seperti itu dapat meningkatkan konflik dan menyebabkan pertikaian fisik, seperti yang terjadi ketika Muslim menampar Yahudi.

Kerendahan Hati Nabi dan Hormat Antar-Nabi

Instruksi Nabi (ﷺ) "Jangan berikan aku keunggulan atas Musa" mencontohkan sikap Islam yang benar terhadap semua nabi. Semua utusan Allah dihormati tanpa membuat perbandingan yang merendahkan. Nabi Muhammad (ﷺ) menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa dengan menolak untuk ditinggikan di atas nabi-nabi lain.

Signifikansi Teologis Hari Kebangkitan

Deskripsi Hari Kebangkitan, di mana semua ciptaan akan jatuh pingsan dan Nabi Muhammad (ﷺ) akan menjadi yang pertama sadar kembali, menyoroti status khususnya sebagai pemimpin umat manusia. Namun yang penting, dia mengakui tidak mengetahui apakah Musa mengalami pingsan yang sama atau dikecualikan oleh Allah, menunjukkan penghormatan terhadap status unik potensial Musa.

Ini mengajarkan Muslim bahwa sementara kita mencintai Nabi kita (ﷺ) dengan mendalam, kita harus mempertahankan rasa hormat yang tepat untuk semua nabi dan menghindari pernyataan yang dapat menyebabkan perselisihan atau menyiratkan ketidakhormatan terhadap utusan ilahi lainnya.