حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ ـ رضى الله عنها ـ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِسَرِفَ وَأَنَا أَبْكِي، فَقَالَ " مَا لَكِ أَنَفِسْتِ ". قُلْتُ نَعَمْ. قَالَ " هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ اقْضِي مَا يَقْضِي الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِي بِالْبَيْتِ ". وَضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ نِسَائِهِ بِالْبَقَرِ.
Salin
Diriwayatkan 'Aisha
Rasulullah (ﷺ) masuk ke arah saya di Sarif ketika saya menangis (karena saya takut saya tidak akan dapat melakukan haji). Dia berkata, "Apa yang salah dengan kamu? Apakah kamu sudah menstruasi?" Saya menjawab, "Ya." Dia berkata, "Ini adalah masalah yang telah ditetapkan Allah untuk semua putri Adam, maka lakukanlah upacara haji seperti yang dilakukan para peziarah, tetapi jangan melakukan Tawaf di sekitar Ka'bah." Rasulullah (ﷺ) menyembelih beberapa ekor sapi sebagai kurban atas nama istri-istrinya.