Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Aku tidak mengambil makananku sambil bersandar (pada sesuatu).
Larangan Bersandar Saat Makan
Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari (5398) dalam Kitab Makanan dan Hidangan menetapkan sunnah yang signifikan mengenai etika makan yang benar. Nabi Muhammad (ﷺ) secara eksplisit menyatakan penghindarannya untuk makan sambil bersandar atau menyandarkan diri pada sesuatu.
Komentar Ilmiah
Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa bersandar saat makan menunjukkan kesombongan dan kenyamanan berlebihan, yang bertentangan dengan semangat syukur dan kesederhanaan dalam Islam. Postur ini menunjukkan kerendahan hati di hadapan berkah Allah.
Para ulama mengidentifikasi tiga jenis bersandar yang disebutkan dalam teks-teks klasik: bersandar pada satu sisi, duduk bersandar pada sesuatu, dan bersandar pada satu tangan sambil makan. Semuanya tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan makan berlebihan dan pencernaan yang tidak tepat.
Kebijaksanaan Spiritual dan Fisik
Ajaran ini mewujudkan penyempurnaan spiritual dan kebijaksanaan fisik. Secara spiritual, ia menumbuhkan kesadaran dan rasa syukur selama makan. Secara fisik, duduk tegak membantu pencernaan yang benar dan mencegah komplikasi kesehatan yang dapat timbul dari makan sambil bersandar.
Praktik Nabi menetapkan keadaan menengah antara formalitas berlebihan dan kelonggaran total - duduk dengan martabat tanpa bersandar, mencerminkan karakter seimbang dari ajaran Islam.