حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَبَّاسٍ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَسَمَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا بَيْنَ أَصْحَابِهِ تَمْرًا، فَأَعْطَى كُلَّ إِنْسَانٍ سَبْعَ تَمَرَاتٍ، فَأَعْطَانِي سَبْعَ تَمَرَاتٍ إِحْدَاهُنَّ حَشَفَةٌ، فَلَمْ يَكُنْ فِيهِنَّ تَمْرَةٌ أَعْجَبَ إِلَىَّ مِنْهَا، شَدَّتْ فِي مَضَاغِي‏.‏
Salin
Diriwayatkan Abu Hazim

Saya bertanya kepada Sahl bin Sa'd, "Apakah Rasulullah (ﷺ) pernah makan tepung putih?" Sahl berkata, "Rasulullah (ﷺ) tidak pernah melihat tepung putih sejak Allah mengutusnya sebagai Rasul sampai Dia membawanya kepada-Nya." Saya bertanya, "Apakah orang-orang memiliki (menggunakan) saringan selama hidup Rasulullah (ﷺ)?" Sahl berkata, "Rasulullah (ﷺ) tidak pernah melihat (megunakan) saringan sejak Allah mengutusnya sebagai Rasul sampai Dia membawanya kepada-Nya," saya berkata, "Bagaimana kamu bisa makan jelai yang tidak diayak?" dia berkata, "Kami biasa menggilingnya dan kemudian meniup kulitnya, dan setelah kulitnya terbang, kami biasa menyiapkan adonan (memanggang) dan memakannya."