Nabi (ﷺ) bersabda, "Keunggulan 'Aisyah terhadap wanita lain adalah seperti keunggulan Tharid terhadap jenis makanan lainnya."
Komentar Hadis
Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (5428) menggunakan analogi yang indah untuk menggambarkan keunggulan Aisyah (semoga Allah meridainya). Nabi (ﷺ) membandingkan keutamaannya di antara wanita dengan keunggulan tharid di antara makanan.
Memahami Tharid
Tharid adalah hidangan tradisional Arab yang terdiri dari roti yang direndam dalam kaldu daging, sering digambarkan sebagai makanan paling dicintai oleh Rasulullah (ﷺ). Para ulama menjelaskan bahwa tharid menggabungkan berbagai manfaat: bergizi, mudah dicerna, memuaskan, dan menggabungkan padat (roti) dengan cair (kaldu).
Sama seperti tharid menonjol di atas makanan lain dalam manfaat komprehensif dan preferensi Nabi, begitu pula Aisyah (ra) unggul di atas wanita lain dalam keutamaan komprehensifnya.
Keutamaan Aisyah (ra)
Aisyah (ra) memiliki banyak keistimewaan: dia adalah satu-satunya perawan yang dinikahi Nabi (ﷺ), wahyu turun saat dia bersamanya, dia meninggal di kamarnya, dan dia termasuk di antara sahabat yang paling berpengetahuan. Transmisi hadisnya dan pemahamannya tentang hukum Islam menjadikannya sumber utama pengetahuan agama.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa sama seperti tharid menggabungkan kualitas terbaik makanan, Aisyah (ra) menggabungkan kualitas terbaik wanita - pengetahuan, kesalehan, kecerdasan, dan kedekatan dengan Nabi (ﷺ).
Perspektif Ilmiah
Imam Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar bahwa analogi ini menandakan keunggulan komprehensif. Sebagaimana tharid lebih unggul dari semua makanan dalam hal gizi dan preferensi, begitu pula keutamaan Aisyah mencakup semua kualitas unggul yang ditemukan pada wanita lain yang digabungkan.
Hadis ini tidak mengurangi status istri-istri lain tetapi secara khusus menyoroti posisi unik Aisyah, seperti memuji satu makanan lezat tidak meniadakan kebaikan makanan lain.