Seorang penjahit mengundang Rasulullah (ﷺ) untuk makan yang telah disiapkannya. Saya pergi bersama dengan Rasulullah (ﷺ) dan melihatnya berusaha memakan potongan labu dari berbagai sisi hidangan. Sejak hari itu saya suka makan labu. 'Umar bin Abi Salama berkata: Nabi berfirman kepadaku, "Makanlah dengan tangan kananmu."
Makanan, Hidangan - Sahih al-Bukhari 5379
Seorang penjahit mengundang Rasulullah (ﷺ) ke sebuah hidangan yang telah dia siapkan. Saya ikut bersama Rasulullah (ﷺ) dan melihatnya berusaha memakan potongan labu dari berbagai sisi piring. Sejak hari itu saya menyukai makan labu. `Umar bin Abi Salama berkata: Nabi berkata kepadaku, "Makanlah dengan tangan kananmu."
Komentar tentang Tata Krama Nabi
Hadis mulia ini menunjukkan karakter yang indah dan tata krama makan yang teladan dari Nabi Muhammad (ﷺ). Penerimaannya atas undangan penjahit menunjukkan kerendahan hatinya dan bagaimana dia menghormati undangan semua orang, terlepas dari status sosial mereka.
Preferensi Nabi untuk labu (yang dikenal sebagai "al-qar'" dalam bahasa Arab) menunjukkan kehalalan dan keutamaannya sebagai makanan. Usahanya mengambilnya dari berbagai bagian piring menunjukkan tata krama halusnya dengan tidak hanya fokus pada apa yang langsung di depannya, tetapi mengambil dari berbagai area tanpa menyebabkan gangguan kepada orang lain.
Instruksi untuk Makan dengan Tangan Kanan
Perintah untuk makan dengan tangan kanan adalah etiket Islam dasar berdasarkan banyak riwayat otentik. Tangan kanan ditetapkan untuk tindakan mulia sementara tangan kiri disediakan untuk membersihkan kotoran. Pengajaran ini menanamkan disiplin dan mengingatkan umat Islam bahwa bahkan tindakan biasa seperti makan dapat menjadi ibadah ketika dilakukan sesuai dengan bimbingan ilahi.
Para ulama telah menekankan bahwa makan dengan tangan kanan sangat dianjurkan (mustahabb), dan beberapa ulama awal menganggapnya wajib berdasarkan perintah jelas dalam hadis ini. Hikmah di balik ini termasuk menjaga kebersihan, menunjukkan rasa syukur atas berkah, dan membedakan praktik Muslim dari yang lain.
Pelajaran Spiritual
Riwayat ini mengajarkan kita bahwa para sahabat akan meneladani Nabi dalam hal besar dan kecil, termasuk preferensi makanan. Ketika Anas melihat Nabi menyukai labu, dia mengembangkan kesukaan yang sama, menunjukkan bagaimana cinta kepada Rasul terwujud dalam mengikuti teladannya.
Insiden ini juga menunjukkan peran Nabi sebagai pendidik - dia tidak hanya makan dengan diam, tetapi menggunakan kesempatan itu untuk mengajarkan etiket yang benar kepada Umar bin Abi Salama yang masih muda, menunjukkan kepeduliannya untuk membina generasi berikutnya dalam tata krama Islam.