Ibu saya, Um Sulaim, mengambil Mudd biji-bijian jelai, menggilingnya dan membuat bubur darinya, dan menekan (di atasnya), kulit mentega yang dia bawa. Kemudian dia mengirim saya kepada Nabi, dan saya mencapainya ketika dia sedang duduk bersama teman-temannya. Saya mengundangnya, lalu dia berkata, "Dan mereka yang bersama saya?' Saya kembali dan berkata, "Dia berkata, 'Dan mereka yang bersama saya?' Abu Talha pergi kepadanya dan berkata, "Wahai Rasulullah (ﷺ)! Itu hanya makanan yang disiapkan oleh Umm Sulaim." Nabi (ﷺ) masuk dan makanan dibawa kepadanya. Dia berkata, "Biarlah sepuluh orang masuk ke atasku." Sepuluh orang itu masuk dan makan kenyang. Sekali lagi dia berkata: 'Biarlah sepuluh (lagi) masuk ke atas aku." Sepuluh orang itu masuk dan makan kenyang. Kemudian dia berkata, "Biarlah sepuluh (lagi) masuk ke atasku." Dia memanggil empat puluh orang secara keseluruhan, kemudian Rasulullah (ﷺ) makan dan bangun. Saya mulai melihat (makanannya) untuk melihat apakah itu berkurang atau tidak.
Makanan, Hidangan - Sahih al-Bukhari 5450
Riwayat ini dari Anas ibn Malik menunjukkan berkah ajaib (barakah) yang Allah berikan kepada makanan orang-orang saleh. Um Sulaim menyiapkan hidangan sederhana berupa bubur jelai dengan sedikit mentega, namun itu cukup untuk empat puluh sahabat melalui berkah Nabi.
Komentar Ulama
Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini menggambarkan beberapa prinsip penting: Pertama, keutamaan keramahan bahkan dengan persediaan terbatas. Kedua, barakah yang mengikuti ketulusan dan iman - niat Um Sulaim untuk melayani Nabi melipatgandakan persembahannya yang sederhana.
Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari mencatat bahwa pertanyaan Nabi "Dan mereka yang bersamaku?" mengajarkan kita untuk mempertimbangkan sahabat-sahabat kita dan tidak mengucilkan mereka dari undangan. Ini mencerminkan etika Islam tentang inklusivitas.
Mukjizat terjadi secara bertahap - memberi makan sepuluh orang sekaligus - menunjukkan bahwa berkah ilahi dapat terwujud secara bertahap. Pengamatan terakhir oleh Anas, yang memeriksa apakah makanan telah berkurang, mengonfirmasi sifat supernatural dari peristiwa ini.
Insiden ini juga menyoroti status rumah tangga Um Sulaim dan Abu Talha, yang iman dan kemurahan hatinya dihormati Allah dengan mukjizat ini. Para ulama menyimpulkan bahwa menyajikan makanan kepada orang-orang saleh membawa barakah kepada rezeki seseorang.