حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ، قَالَ قِيلَ لأَنَسٍ مَا سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فِي الثُّومِ فَقَالَ ‏"‏ مَنْ أَكَلَ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Jabir bin 'Abdullah

Nabi (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, harus menjauhkan diri dari kami (atau harus menjauhkan diri dari masjid kami).'

Comment

Makanan, Hidangan - Sahih al-Bukhari 5452

Nabi (ﷺ) bersabda, "Siapa pun yang telah memakan bawang putih atau bawang merah harus menjauh dari kami (atau harus menjauh dari masjid kami)."

Komentar tentang Larangan

Hadis ini menetapkan larangan menghadiri shalat berjamaah sambil mengeluarkan bau tidak sedap akibat mengonsumsi bawang putih atau bawang merah. Hikmah di balik larangan ini terletak pada melindungi sesama jamaah dari ketidaknyamanan selama shalat, karena bau tidak sedap dapat mengganggu pengabdian dan konsentrasi dalam ibadah.

Para ulama menjelaskan bahwa aturan ini berlaku khususnya untuk bawang putih dan bawang merah mentah, karena memasak biasanya mengurangi bau kuatnya. Larangan ini meluas ke zat apa pun yang menghasilkan bau tidak sedap serupa yang dapat menyebabkan gangguan bagi malaikat dan sesama umat beriman di tempat ibadah.

Keputusan Hukum yang Diperoleh

Menurut ulama klasik, hadis ini menunjukkan status makruh (tidak disukai) menghadiri masjid setelah mengonsumsi makanan tersebut. Beberapa ahli hukum menganggapnya haram (terlarang) jika baunya cukup kuat untuk mengganggu orang lain.

Larangan ini berlaku khusus untuk shalat berjamaah di masjid. Seseorang boleh shalat sendiri di rumah setelah mengonsumsi makanan tersebut. Pembatasan ini tetap berlaku sampai bau tidak sedap benar-benar hilang.

Dimensi Spiritual

Ajaran ini menekankan kepedulian Islam terhadap harmoni komunitas dan pertimbangan untuk kenyamanan orang lain. Ini menunjukkan bagaimana hukum Islam mengatur bahkan hal-hal biasa seperti konsumsi makanan untuk melestarikan kesucian ruang ibadah dan mempertahankan hubungan baik di antara umat beriman.

Hadis ini juga mengajarkan umat Islam untuk sadar akan dampak mereka terhadap orang lain, menumbuhkan kesadaran sosial dan pengendalian diri sebagai kualitas penting iman.