Kami adalah seratus tiga puluh orang yang duduk bersama Nabi. Nabi (ﷺ) berkata, "Apakah ada di antara kamu yang makan bersamanya?" Kebetulan seorang pria memiliki satu Sa tepung terigu (atau lebih) yang diubah menjadi adonan saat itu. Setelah beberapa saat, seorang kurus tinggi datang, mengendarai beberapa domba. Nabi (ﷺ) bertanya, 'Apakah kamu akan menjual kami (seekor domba), atau memberikannya kepada kami sebagai hadiah?" Nabi berkata, "Tidak, tetapi saya akan menjualnya" Maka Nabi membeli darinya seekor domba yang disembelih, dan kemudian Nabi (ﷺ) memerintahkan agar hati, ginjal, paru-paru dan jantung, dll., dari domba-domba itu dipanggang. Demi Allah, tidak seorang pun dari seratus tiga puluh orang itu yang memiliki bagiannya dari hal-hal itu. Nabi (ﷺ) memberikan kepada mereka yang hadir, dan juga menyimpan bagian bagi mereka yang tidak hadir, kemudian Dia menyajikan domba yang dimasak itu dalam dua nampan besar dan kami semua makan bersama kenyang; namun masih ada sebagian dari itu di dua nampan yang aku bawa di atas unta.
Makanan, Hidangan - Sahih al-Bukhari 5382
Kami adalah seratus tiga puluh orang laki-laki yang duduk bersama Nabi. Nabi (ﷺ) berkata, "Apakah ada di antara kalian yang membawa makanan?" Kebetulan satu orang memiliki satu Sa tepung gandum (atau sekitar itu) yang kemudian diubah menjadi adonan. Setelah beberapa saat, seorang pagan yang tinggi kurus datang, menggiring beberapa domba. Nabi (ﷺ) bertanya, 'Maukah kamu menjual (seekor domba) kepada kami, atau memberikannya sebagai hadiah?' Pagan itu berkata, "Tidak, tapi saya akan menjualnya." Maka Nabi membeli seekor domba darinya yang disembelih, dan kemudian Nabi (ﷺ) memerintahkan agar hati, ginjal, paru-paru, dan jantung, dll., dari domba itu dipanggang. Demi Allah, tidak ada dari seratus tiga puluh orang itu kecuali mendapatkan bagiannya dari hal-hal tersebut. Nabi (ﷺ) memberikan kepada mereka yang hadir, dan juga menyimpan bagian untuk mereka yang tidak hadir. Kemudian dia menyajikan domba yang dimasak itu dalam dua nampan besar dan kami semua makan bersama sampai kenyang; namun masih tersisa sebagian di dua nampan itu yang saya bawa dengan unta.
Komentar tentang Berkah Ilahi
Narasi ini menunjukkan berkah ajaib (barakah) yang Allah tempatkan dalam rezeki orang-orang saleh. Hanya satu Sa' tepung (sekitar 3kg) dan satu domba cukup untuk 130 orang, dengan sisa yang melimpah - sebuah perkalian makanan supernatural yang jelas mirip dengan mukjizat nabi-nabi sebelumnya.
Pertanyaan Nabi tentang makanan yang tersedia mengajarkan kita sunnah memulai makanan komunal dengan apa pun yang tersedia, percaya pada rezeki Allah. Permintaan spesifiknya untuk organ dalam menunjukkan kehalalan dan keutamaan mengonsumsi semua bagian hewan yang halal, menghindari pemborosan.
Pelajaran dalam Etika dan Kebijaksanaan
Negosiasi sopan Nabi dengan gembala pagan menjadi contoh etika bisnis Islam - menawarkan beberapa pilihan (pembelian atau hadiah) sambil menghormati keputusan orang lain. Ini mengajarkan Muslim untuk menjaga karakter yang baik bahkan dengan mereka yang berbeda keyakinan.
Mengingat sahabat yang tidak hadir saat membagikan makanan menunjukkan kepedulian komprehensif komunitas Muslim. Kelimpahan yang tersisa setelah semua orang makan sampai kenyang mengonfirmasi bahwa berkah menyertai rasa syukur, berbagi, dan niat yang tepat dalam konsumsi.
Keputusan Hukum yang Diambil
Ulama mengambil dari hadis ini kehalalan makan dari piring komunal besar, rekomendasi untuk memasukkan organ dalam makanan, keabsahan makanan berbasis tepung sederhana, dan pentingnya distribusi yang adil. Tindakan Nabi membeli daripada menuntut domba menetapkan prinsip bahwa kebutuhan Muslim tidak mengesampingkan hak milik orang lain.
Narasi ini juga menunjukkan keunggulan berbagi makanan secara kolektif dibandingkan makan individu, dan bagaimana berkah ilahi dapat terwujud dalam rezeki duniawi ketika disertai dengan ketakwaan, sopan santun, dan kepercayaan pada Allah.