حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ سُوَيْدِ بْنِ النُّعْمَانِ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُمْ، كَانُوا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم بِالصَّهْبَاءِ ـ وَهْىَ عَلَى رَوْحَةٍ مِنْ خَيْبَرَ ـ فَحَضَرَتِ الصَّلاَةُ، فَدَعَا بِطَعَامٍ فَلَمْ يَجِدْهُ إِلاَّ سَوِيقًا، فَلاَكَ مِنْهُ فَلُكْنَا مَعَهُ، ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ فَمَضْمَضَ، ثُمَّ صَلَّى وَصَلَّيْنَا، وَلَمْ يَتَوَضَّأْ.
Terjemahan
Diriwayatkan Suwaid bin An-Nu'man
bahwa ketika mereka bersama Nabi (ﷺ) di As-Sahba' yang berada pada jarak satu hari perjalanan dari Khaibar, shalat itu tiba, dan Nabi (ﷺ) meminta makanan kepada orang-orang tetapi tidak ada apa-apa dengan orang-orang kecuali Sawiq. Dia memakannya dan kami makan bersamanya, dan kemudian dia meminta air dan membilas mulutnya (dengan itu), dan kemudian shalat (Maghrib) dan kami juga berdoa tetapi Nabi tidak berwudhu (lagi setelah makan Sawiq.).