حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، قَالَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ رَجُلاً، سَأَلَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ ‏"‏ تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi 'Abdullah bin 'Amr

Seorang pria bertanya kepada Nabi, “Apa sifat-sifat Islam yang terbaik?” Rasulullah SAW bersabda: “Beri makan manusia, dan salamlah orang-orang yang kamu kenal dan orang-orang yang tidak kamu kenal.”

Comment

Teks dan Konteks Hadis

Riwayat dari Sahih al-Bukhari 6236 menyatakan: Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi, "Sifat-sifat Islam apa yang terbaik?" Nabi berkata, "Berilah makan orang-orang, dan sapa mereka yang kamu kenal dan mereka yang tidak kamu kenal."

Hadis ini tercatat dalam Kitab Meminta Izin, menyoroti kebajikan sosial mendasar dalam Islam yang melampaui sekadar pelaksanaan ritual.

Komentar Ilmiah

Perintah untuk "memberi makan orang-orang" mencakup baik sedekah wajib (zakat) maupun pemberian makan sukarela. Ulama seperti Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan ini memupuk ikatan sosial dan memenuhi hak-hak ciptaan atas orang beriman.

"Menyapa mereka yang kamu kenal dan tidak kenal" merujuk pada menyebarkan salam Islam "As-salamu alaykum." Imam al-Nawawi menyatakan ini menghilangkan keterasingan, menumbuhkan cinta antara Muslim, dan menunjukkan kerendahan hati dengan memulai perdamaian bahkan dengan orang asing.

Dimensi Spiritual

Kedua tindakan ini menggabungkan perawatan material (memberi makan) dengan kesopanan spiritual (menyapa), mewakili kebaikan yang komprehensif. Al-Qurtubi mencatat mereka membina masyarakat di mana kebutuhan fisik dan martabat manusia sama-sama dihormati.

Penyertaan "mereka yang tidak kamu kenal" sangat signifikan, karena ulama menekankan hal ini memecahkan hambatan sosial dan mencerminkan rahmat universal Islam di luar lingkaran terdekat seseorang.

Implementasi Praktis

Ulama klasik menetapkan pemberian makan melalui sedekah langsung, mendukung dapur komunitas, atau sekadar berbagi makanan. Salam harus diberikan dengan riang dan dibalas dengan benar, karena membawa makna perdamaian, keamanan, dan rahmat ilahi.

Sifat-sifat ini dianggap yang terbaik karena mereka secara aktif memanifestasikan iman melalui interaksi sosial, membuat Islam terlihat melalui tindakan kasih sayang dan koeksistensi damai.